Program Dua Juta Hektare Prabowo Dinilai Realistis
A
A
A
MATARAM - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengatakan bahwa target pencetakan lahan pertanian baru seluas dua juta hektare (ha) dalam kurun waktu lima tahun di nilai realistis.
"Kalau itu (2 juta ha) mah realistis aja, malah kurang sebenarnya. Karena identifikasi dari Kemenhut (Kementerian Kehutanan) yang diberikan ke Kementan (Kementerian Pertanian), yang siap itu 7 juta ha," ujar dia di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (21/6/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, ada yang disebut lahan hutan terlantar. Namun memang setelah dipraktekkan oleh pihaknya, lahan seluas 7 juta ha itu sulit untuk didapatkan.
"Tapi memang setelah kita praktekkan di bawah, itu faktanya 7 juta ha itu susah. 7 juta itu sudah disana sini. Tapi memang yang terlantar dalam artian bekas ditebang hutannya itu besar jumlahnya. Mungkin, (77 juta ha terlantat) tapi saya belum kroscek," ujarnya.
Menurutnya, yang menjadi persoalan dan kemudian jadi tidak realistis adalah karena dukungan tidak datang dari semua pihak. "Yang menjadi tidak realistis itu pertanian kepingin dapet 2 juta ha tapi Kehutanannya itu ngerem-ngerem nggak bisa juga," terangnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan kemauan dari semua pihak untuk merealisasikannya. "Jadi secara teknis 2 juta ha itu ya ada di lapangan. Tapi kan terakhir ada enggak kemauan untuk menciptakan 2 juta itu. Kan enggak bisa sendirian," tukasnya.
"Kalau itu (2 juta ha) mah realistis aja, malah kurang sebenarnya. Karena identifikasi dari Kemenhut (Kementerian Kehutanan) yang diberikan ke Kementan (Kementerian Pertanian), yang siap itu 7 juta ha," ujar dia di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (21/6/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, ada yang disebut lahan hutan terlantar. Namun memang setelah dipraktekkan oleh pihaknya, lahan seluas 7 juta ha itu sulit untuk didapatkan.
"Tapi memang setelah kita praktekkan di bawah, itu faktanya 7 juta ha itu susah. 7 juta itu sudah disana sini. Tapi memang yang terlantar dalam artian bekas ditebang hutannya itu besar jumlahnya. Mungkin, (77 juta ha terlantat) tapi saya belum kroscek," ujarnya.
Menurutnya, yang menjadi persoalan dan kemudian jadi tidak realistis adalah karena dukungan tidak datang dari semua pihak. "Yang menjadi tidak realistis itu pertanian kepingin dapet 2 juta ha tapi Kehutanannya itu ngerem-ngerem nggak bisa juga," terangnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan kemauan dari semua pihak untuk merealisasikannya. "Jadi secara teknis 2 juta ha itu ya ada di lapangan. Tapi kan terakhir ada enggak kemauan untuk menciptakan 2 juta itu. Kan enggak bisa sendirian," tukasnya.
(gpr)