OJK Catat Volume Perdagangan SUN Rp747 T
A
A
A
JAKARTA - Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sarjito menambahkan, kuartal I/2014 total volume perdagangan SUN naik 38,3% menjadi Rp747 triliun.
Sementara, membaiknya perekonomian nasional berdampak pada industri reksa dana. Dimana nilai aktiva bersih (NAB) meningkat 7,5% menjadi Rp206,3 triliun.
"Pada kuartal pelaporan, OJK tidak menerbitkan izin baru untuk KIK EBA dan KIK Dana Investasi Real Estate (DIRE), sehingga sampai dengan akhir kuartal I terdapat 6 KIK EBA dengan dana kelolaan Rp3,96 triliun," terang Sarjito di Jakarta, Senin (23/6/2014).
Sementara, kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) selama kuartal I/2014 secara umum masih menunjukkan perkembangan positif. Total aset IKNB di akhir kuartla I/2014 naik sekitar 2,9% dibandingkan periode triwulan sebelumnya.
Sektor jasa keuangan yang tercakup dalam IKNB yang mengalami peningkatan kinerja yaitu dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Dari sisi aset industri perasuransian merupakan industri dengan aset terbesar diikuti pembiayaan, dana pensiun, lembaga jasa keuangan lainnya dan industri jasa penunjang IKNB.
"Dari jumlah pelaku, jumlah industri pembiayaan adalah terbesar, diikuti dana pensiun, industri jasa penunjang IKNB dan perasuransian," paparnya.
Menurutnya, industri perbankan menghadapi kondisi likuiditas yang ketat, namun dari sisi rasio kecukupan modal menunjukkan kinerja yang cukup baik, CAR berada pada posisi 19,8%.
Rasio kredit bermasalah (NPL) gross relatif rendah rata-rata sebesar 1,9% dengan tingkat NPL net sebesar 0,9%.
Kinerja industri perbankan syariah mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun dari sisi market share perbankan syariah, mengalami peningkatan ± 4,9 %.
Sementara, membaiknya perekonomian nasional berdampak pada industri reksa dana. Dimana nilai aktiva bersih (NAB) meningkat 7,5% menjadi Rp206,3 triliun.
"Pada kuartal pelaporan, OJK tidak menerbitkan izin baru untuk KIK EBA dan KIK Dana Investasi Real Estate (DIRE), sehingga sampai dengan akhir kuartal I terdapat 6 KIK EBA dengan dana kelolaan Rp3,96 triliun," terang Sarjito di Jakarta, Senin (23/6/2014).
Sementara, kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) selama kuartal I/2014 secara umum masih menunjukkan perkembangan positif. Total aset IKNB di akhir kuartla I/2014 naik sekitar 2,9% dibandingkan periode triwulan sebelumnya.
Sektor jasa keuangan yang tercakup dalam IKNB yang mengalami peningkatan kinerja yaitu dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Dari sisi aset industri perasuransian merupakan industri dengan aset terbesar diikuti pembiayaan, dana pensiun, lembaga jasa keuangan lainnya dan industri jasa penunjang IKNB.
"Dari jumlah pelaku, jumlah industri pembiayaan adalah terbesar, diikuti dana pensiun, industri jasa penunjang IKNB dan perasuransian," paparnya.
Menurutnya, industri perbankan menghadapi kondisi likuiditas yang ketat, namun dari sisi rasio kecukupan modal menunjukkan kinerja yang cukup baik, CAR berada pada posisi 19,8%.
Rasio kredit bermasalah (NPL) gross relatif rendah rata-rata sebesar 1,9% dengan tingkat NPL net sebesar 0,9%.
Kinerja industri perbankan syariah mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun dari sisi market share perbankan syariah, mengalami peningkatan ± 4,9 %.
(izz)