Pelabuhan Harus Dibangun di Daerah Terisolir
A
A
A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II atau IPC menggelar diskusi yang bertajuk “Sharing Session The Study of Economic Impact of Infrastructure and Equipment Development in Port Towards The National and Regional Economy", membahas masalah pembangunan pelabuhan untuk daerah-daerah di Indonesia.
Menurut Pengamat ekonomi Faisal Basri, ini merupakan momen diskusi yang tepat dalam mengangkat isu maritim yang ada di Indonesia. Tentu saja masalah pembangunan pelabuhan tersebut membutuhkan dana yang cukup besar.
"Kajian kali ini lingkupnya adalah pelabuhan-pelabuhan yang ada di bawah IPC yakni Jakarta, Bengkulu, Teluk Bayur, Jambi, Sumatera Selatan, dan Tanjung Pandan," ujar Faisal di hotel Four Seasons Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Untuk daerah-daerah lain menurut Faisal, nampaknya belum terjamah untuk pembangunan pelabuhan. Karena pasti akan memakan biaya yang banyak.
"Nah, masalahnya, dana untuk membangun pelabuhan tersebut tidak ada. Dananya kan dari APBN. Tapi, apakah kita harus menunggu sampai daerah-daerah tersebut maju?" tanyanya.
"Kan sudah terbukti, selama ini pelabuhan Pulau Bay Bengkulu terjadi pendangkalan terus dan tidak dikonteinerisasi, sehingga kebutuhan masyarakat Bengkulu didatangkan lewat darat melalui truk, begitupun produksi Bengkulu di jual lewat darat, yang menyebabkan harga menjadi mahal. Setelah terjadi efektifitas dan konteinerisasi Pulau Bay terjadi peningkatan 25% terhadap pertumbuhan ekonomi Bengkulu," jelas dia
Menurut dia, justru dengan gagasan dari IPC ini membuka keterisolasian daerah yang selama ini terabaikan. Misalnya, Bengkulu, Jambi dan Sumatera Barat. Dampaknya yang paling nyata adalah terjadinya penurunan harga-harga.
"Tapi, kalau IPC dan Pelindo II saja yang peduli terhadap pentingnya pembangunan pelabuhan-pelabuhan di daerah-daerah, itu tidak cukup. Kalau hanya Jakarta dan Sumatera saja yang ditangani, itu sumbangannya terhadap PDB nasional sudah 85%. Harusnya, daerah-daerah lain juga perlu perhatian," ujar dia.
Dia memberikan contoh untuk pelabuhan pelabuhan Tanjung Priok yang bisa dijadikan ujung tombak perbaikan sistem transportasi laut, kemudian mengurangi logistic cost.
"Nah ini efeknya terhadap penurunan inflasi, maka dampaknya besar sekali terhadap pertumbuhan ekonomi. Jadi, kalau saja terjadi penurunan 1% dari inflasi saja, itu dampaknya besar sekali," tutup dia.
Menurut Pengamat ekonomi Faisal Basri, ini merupakan momen diskusi yang tepat dalam mengangkat isu maritim yang ada di Indonesia. Tentu saja masalah pembangunan pelabuhan tersebut membutuhkan dana yang cukup besar.
"Kajian kali ini lingkupnya adalah pelabuhan-pelabuhan yang ada di bawah IPC yakni Jakarta, Bengkulu, Teluk Bayur, Jambi, Sumatera Selatan, dan Tanjung Pandan," ujar Faisal di hotel Four Seasons Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Untuk daerah-daerah lain menurut Faisal, nampaknya belum terjamah untuk pembangunan pelabuhan. Karena pasti akan memakan biaya yang banyak.
"Nah, masalahnya, dana untuk membangun pelabuhan tersebut tidak ada. Dananya kan dari APBN. Tapi, apakah kita harus menunggu sampai daerah-daerah tersebut maju?" tanyanya.
"Kan sudah terbukti, selama ini pelabuhan Pulau Bay Bengkulu terjadi pendangkalan terus dan tidak dikonteinerisasi, sehingga kebutuhan masyarakat Bengkulu didatangkan lewat darat melalui truk, begitupun produksi Bengkulu di jual lewat darat, yang menyebabkan harga menjadi mahal. Setelah terjadi efektifitas dan konteinerisasi Pulau Bay terjadi peningkatan 25% terhadap pertumbuhan ekonomi Bengkulu," jelas dia
Menurut dia, justru dengan gagasan dari IPC ini membuka keterisolasian daerah yang selama ini terabaikan. Misalnya, Bengkulu, Jambi dan Sumatera Barat. Dampaknya yang paling nyata adalah terjadinya penurunan harga-harga.
"Tapi, kalau IPC dan Pelindo II saja yang peduli terhadap pentingnya pembangunan pelabuhan-pelabuhan di daerah-daerah, itu tidak cukup. Kalau hanya Jakarta dan Sumatera saja yang ditangani, itu sumbangannya terhadap PDB nasional sudah 85%. Harusnya, daerah-daerah lain juga perlu perhatian," ujar dia.
Dia memberikan contoh untuk pelabuhan pelabuhan Tanjung Priok yang bisa dijadikan ujung tombak perbaikan sistem transportasi laut, kemudian mengurangi logistic cost.
"Nah ini efeknya terhadap penurunan inflasi, maka dampaknya besar sekali terhadap pertumbuhan ekonomi. Jadi, kalau saja terjadi penurunan 1% dari inflasi saja, itu dampaknya besar sekali," tutup dia.
(gpr)