Investasi di Pasar Saham Lebih Menjanjikan
A
A
A
DENPASAR - Bermain di pasar saham bisa jadi menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan menyimpan uang untuk deposito maupun berinvestasi di obligasi. Namun, jumlah pemain pasar saham atau bisa juga disebut trader dan investor di Indonesia khususnya di Bali masih sangat minim.
Branch Manager Monex Denpasar, M Susanto mengatakan, nasabah atau kliennya hingga saat ini masih di kisaran ratusan orang. “Kami tidak menghitung secara terperinci. Tapi belum mencapai ribuan nasabah. Yang pasti lebih dari 500 klien,” katanya di Denpasar, Selasa (24/6/2014).
Dengan jumlah penduduk di Bali yang kurang lebih di kisaran 3 juta orang, jumlah tersebut tentu saja masih tergolong sangat minim. Susanto mengatakan setiap tahunnya memang ada peningkatan jumlah klien mencapai 30-40 persen. Namun, juga tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
“Salah satu penyebabnya adalah persepsi masyarakat yang masih buruk tentang investasi. Sebelum keluar UU No.32 tahun 1997, banyak perusahaan-perusahaan investasi yang illegal di Indonesia khususnya di Bali. Kalau illegal tentu saja merugikan kan. Makanya untuk membangkitkan kembali itu perlu waktu,” jelasnya.
Salah satu cara yang dilakukan untuk kembali meningkatkan minat masyarakat berinvestasi di pasar saham adalah dengan melakukan sosialisasi ke universitas-universitas.
“Dalam acara tersebut kami memberikan pemahaman cara yang benar untuk masuk ke proses trading. Sebelum masuk ke dunia trading, klien atau nasabah ini harus memahami betul mengenai pasar saham, cara kerjanya, produknya dan sebagainya. Baru bisa masuk bertransaksi. Memang itulah yang disarankan oleh pemerintah. Melalui proses edukasi terlebih dahulu,” ujarnya.
Selain itu, bisa dilihat dari sistem transaksinya. Perusahaan pialang berjangka yang legal pastinya tidak menerima dana cash atau tunai. Namun, melalui rekening. Rekening itu pun atas nama perusahaan tersebut.
“Akunnya juga dipantau oleh badan pengawas dari pemerintah. Jadi secara legalitas dan transparan dipantau oleh pemerintah. Sudah aman. Hanya karena citranya itu yang menyebabkan peningkatan tidak signifikan,” tambahnya.
Susanto melanjutkan berinvestasi di pasar saham itu sangat tepat dan menjanjikan karena tidak memiliki ketergantungan dengan satu Negara saja. Dengan produk yang juga bervariasi.
“Kami bisa memilih mau transaksi apa. Kalau mau transaksi mata uang misalnya ekonomi negaranya lagi tidak bagus, ya jangan pilih itu. Kita pilih produk lainnya seperti emas misalnya,” imbuhnya
Bermain di pasar saham memang menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda namun juga bisa mendatangkan kerugian yang besar pula. Maka untuk itu diperlukan manajemen resiko yang disiplin.
“Untung rugi itu risiko. Kami bisa menerapkan manajemen risiko yang disiplin. Artinya kalaupun rugi kami membatasi sendiri ruginya sampai di mana,” jelasnya.
Branch Manager Monex Denpasar, M Susanto mengatakan, nasabah atau kliennya hingga saat ini masih di kisaran ratusan orang. “Kami tidak menghitung secara terperinci. Tapi belum mencapai ribuan nasabah. Yang pasti lebih dari 500 klien,” katanya di Denpasar, Selasa (24/6/2014).
Dengan jumlah penduduk di Bali yang kurang lebih di kisaran 3 juta orang, jumlah tersebut tentu saja masih tergolong sangat minim. Susanto mengatakan setiap tahunnya memang ada peningkatan jumlah klien mencapai 30-40 persen. Namun, juga tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
“Salah satu penyebabnya adalah persepsi masyarakat yang masih buruk tentang investasi. Sebelum keluar UU No.32 tahun 1997, banyak perusahaan-perusahaan investasi yang illegal di Indonesia khususnya di Bali. Kalau illegal tentu saja merugikan kan. Makanya untuk membangkitkan kembali itu perlu waktu,” jelasnya.
Salah satu cara yang dilakukan untuk kembali meningkatkan minat masyarakat berinvestasi di pasar saham adalah dengan melakukan sosialisasi ke universitas-universitas.
“Dalam acara tersebut kami memberikan pemahaman cara yang benar untuk masuk ke proses trading. Sebelum masuk ke dunia trading, klien atau nasabah ini harus memahami betul mengenai pasar saham, cara kerjanya, produknya dan sebagainya. Baru bisa masuk bertransaksi. Memang itulah yang disarankan oleh pemerintah. Melalui proses edukasi terlebih dahulu,” ujarnya.
Selain itu, bisa dilihat dari sistem transaksinya. Perusahaan pialang berjangka yang legal pastinya tidak menerima dana cash atau tunai. Namun, melalui rekening. Rekening itu pun atas nama perusahaan tersebut.
“Akunnya juga dipantau oleh badan pengawas dari pemerintah. Jadi secara legalitas dan transparan dipantau oleh pemerintah. Sudah aman. Hanya karena citranya itu yang menyebabkan peningkatan tidak signifikan,” tambahnya.
Susanto melanjutkan berinvestasi di pasar saham itu sangat tepat dan menjanjikan karena tidak memiliki ketergantungan dengan satu Negara saja. Dengan produk yang juga bervariasi.
“Kami bisa memilih mau transaksi apa. Kalau mau transaksi mata uang misalnya ekonomi negaranya lagi tidak bagus, ya jangan pilih itu. Kita pilih produk lainnya seperti emas misalnya,” imbuhnya
Bermain di pasar saham memang menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda namun juga bisa mendatangkan kerugian yang besar pula. Maka untuk itu diperlukan manajemen resiko yang disiplin.
“Untung rugi itu risiko. Kami bisa menerapkan manajemen risiko yang disiplin. Artinya kalaupun rugi kami membatasi sendiri ruginya sampai di mana,” jelasnya.
(gpr)