Bancassurance Sumbang 35% Pemasaran Asuransi Jiwa
A
A
A
JAKARTA - Jika dilihat dari kontribusi saluran pemasaran asuransi jiwa terhadap total premi, saluran pemasaran keagenan pada kuartal I/2014 berkontribusi sebesar 43%. Bancassurance serta saluran alternatif masing-masing berkontribusi 35% dan 22%.
Sementara, saluran pemasaran keagenan dan alternatif tumbuh masing-masing 7,5% dan 21,7%. Untuk saluran pemasaran bancassurance mengalami perlambatan sebesar 19,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengatakan, hal ini banyak disebabkan penjualan produk dengan premi tunggal yang menurun disebabkan penjualan produk-produk berbalut investasi baik tradisional maupun unit link.
Sementara, AAJI juga mencatatkan penurunan pada total pendapatan premi di kuartal pertama sebesar Rp25,65 triliun atau turun sebesar 1,5% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dari Rp26,05 triliun.
Penurunan kinerja tersebut disebabkan penurunan total premi bisnis baru sebesar 15,5% dari Rp17,16 triliun menjadi Rp14,51 triliun.
Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo mengatakan, penurunan total premi bisnis baru pada kuartal I dikarenakan adanya dampak volatilitas pasar dan gejolak ekonomi tahun lalu, serta investor yang masih menunggu hasil pemilihan presiden pada Juli.
"Sekarang kinerja keuangan asuransi agak melambat, karena kesibukan pemilu. Tapi kami yakin setelah proses ini beres, iklim kita pasti akan membaik," kata Nini saat konferensi pers laporan kinerja keuangan kuartal I/2014 AAJI di Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Dia juga meyakini, pendapatan dapat tumbuh sekitar 20% hingga akhir tahun. Menurutnya, optimisme ini didasarkan beberapa faktor, diantaranya tingkat pertumbuhan tertanggung individu yang meningkat, serta klaim surrender atau putus kontrak yang menurun.
"Meningkatnya kepercayaan nasabah terhadap industri asuransi jiwa juga tercermin dari menurunnya jumlah klaim surrender sebesar 39,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," pungkasnya.
Sementara, saluran pemasaran keagenan dan alternatif tumbuh masing-masing 7,5% dan 21,7%. Untuk saluran pemasaran bancassurance mengalami perlambatan sebesar 19,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengatakan, hal ini banyak disebabkan penjualan produk dengan premi tunggal yang menurun disebabkan penjualan produk-produk berbalut investasi baik tradisional maupun unit link.
Sementara, AAJI juga mencatatkan penurunan pada total pendapatan premi di kuartal pertama sebesar Rp25,65 triliun atau turun sebesar 1,5% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dari Rp26,05 triliun.
Penurunan kinerja tersebut disebabkan penurunan total premi bisnis baru sebesar 15,5% dari Rp17,16 triliun menjadi Rp14,51 triliun.
Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo mengatakan, penurunan total premi bisnis baru pada kuartal I dikarenakan adanya dampak volatilitas pasar dan gejolak ekonomi tahun lalu, serta investor yang masih menunggu hasil pemilihan presiden pada Juli.
"Sekarang kinerja keuangan asuransi agak melambat, karena kesibukan pemilu. Tapi kami yakin setelah proses ini beres, iklim kita pasti akan membaik," kata Nini saat konferensi pers laporan kinerja keuangan kuartal I/2014 AAJI di Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Dia juga meyakini, pendapatan dapat tumbuh sekitar 20% hingga akhir tahun. Menurutnya, optimisme ini didasarkan beberapa faktor, diantaranya tingkat pertumbuhan tertanggung individu yang meningkat, serta klaim surrender atau putus kontrak yang menurun.
"Meningkatnya kepercayaan nasabah terhadap industri asuransi jiwa juga tercermin dari menurunnya jumlah klaim surrender sebesar 39,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," pungkasnya.
(izz)