PLN-Pindad Kerja Sama Pemeliharaan Instalasi Listrik
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (persero) dan Pindad menandatangani nota kesepahaman dalam rangka meningkatkan pemeliharaan peralatan instalasi ketenagalistrikan dan penyediaan peralatan teknis.
Menurut Pamudji, ruang lingkup nota kesepahaman kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, meliputi pengembangan dan pembuatan peralatan teknis pembangkitan tenaga listrik dan energi terutama yang spesifik; produk dan jasa pemeliharaan, rehabilitasi, rekondisi peralatan instalasi ketenagalistrikan terutama yang spesifik.
Selain itu, pemanfaatan dan pendayagunaan fasilitas produksi dan asset; teknologi dan metode peledakan dengan segala aspek yang tercakup didalamnya supervisi, pelatihan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kerja sama PLN dengan Pindad merupakan bentuk sinergi antar BUMN yang selalu dianjurkan oleh pemerintah," kata dia di Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Nur menjelaskan, PLN bisa bekerja sama dengan BUMN maupun dengan lembaga lai atau perusahaan lain milik swasta yang memiliki kemampuan dalam reverse engineering, terutama yang memiliki workshop sendiri.
"Reverse engineering kita rintis sejak 2011. Sudah jadi kebijakan reverse engineering dilakukan di PLN. Kemudian dilakukan serentetan kerja sama PLN dengan pihak-pihak yang bisa melakukan reverese engineering," ungkapnya.
Kerja sama ini menunjukan bahwa setiap badan usaha yang melakukan produksi spare part bisa saling bekerja sama, bisa saling mengisi sehingga sebanyak mungkin spare part ini diproduksi oleh perusahaan di dalam negeri.
Dengan demikian biaya pemeliharaan material PLN sebesar Rp13,3 triliun per tahun ada sebagian yang tidak perlu dibelanjakan di luar negeri, tapi dibelanjakan di dalam negeri.
Sementara Direktur Sistem Senjata Pindad Ade Bagja mengatakan, kerja sama ini menunjukkan dukungan Pindad kepada PLN dalam menumbuhkembangkan ketahanan energi sebagai upaya menciptakan kemandirian nasional. Beberapa produk Pindad, seperti generator listrik kurang dari 1 megawatt telah digunakan oleh PLN.
"Ke depan kami siap memenuhi kebutuhan PLN yang terus berkembang melalui program penelitian dan pengembangan baik dikembangkan oleh Pindad sendiri, kerja sama dengan PLN, atau dengan pihak terkait lain di Indonesia," pungkas Ade.
Menurut Pamudji, ruang lingkup nota kesepahaman kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, meliputi pengembangan dan pembuatan peralatan teknis pembangkitan tenaga listrik dan energi terutama yang spesifik; produk dan jasa pemeliharaan, rehabilitasi, rekondisi peralatan instalasi ketenagalistrikan terutama yang spesifik.
Selain itu, pemanfaatan dan pendayagunaan fasilitas produksi dan asset; teknologi dan metode peledakan dengan segala aspek yang tercakup didalamnya supervisi, pelatihan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kerja sama PLN dengan Pindad merupakan bentuk sinergi antar BUMN yang selalu dianjurkan oleh pemerintah," kata dia di Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Nur menjelaskan, PLN bisa bekerja sama dengan BUMN maupun dengan lembaga lai atau perusahaan lain milik swasta yang memiliki kemampuan dalam reverse engineering, terutama yang memiliki workshop sendiri.
"Reverse engineering kita rintis sejak 2011. Sudah jadi kebijakan reverse engineering dilakukan di PLN. Kemudian dilakukan serentetan kerja sama PLN dengan pihak-pihak yang bisa melakukan reverese engineering," ungkapnya.
Kerja sama ini menunjukan bahwa setiap badan usaha yang melakukan produksi spare part bisa saling bekerja sama, bisa saling mengisi sehingga sebanyak mungkin spare part ini diproduksi oleh perusahaan di dalam negeri.
Dengan demikian biaya pemeliharaan material PLN sebesar Rp13,3 triliun per tahun ada sebagian yang tidak perlu dibelanjakan di luar negeri, tapi dibelanjakan di dalam negeri.
Sementara Direktur Sistem Senjata Pindad Ade Bagja mengatakan, kerja sama ini menunjukkan dukungan Pindad kepada PLN dalam menumbuhkembangkan ketahanan energi sebagai upaya menciptakan kemandirian nasional. Beberapa produk Pindad, seperti generator listrik kurang dari 1 megawatt telah digunakan oleh PLN.
"Ke depan kami siap memenuhi kebutuhan PLN yang terus berkembang melalui program penelitian dan pengembangan baik dikembangkan oleh Pindad sendiri, kerja sama dengan PLN, atau dengan pihak terkait lain di Indonesia," pungkas Ade.
(rna)