Harga minyak di perdagangan Asia melemah
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini menyusut setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) melemah, memicu sentimen bearish terhadap permintaan di konsumen minyak mentah dunia itu.
Dilansir dari data Bloomberg, Pukul 14.15 WIB, patokan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun 24 sen menjadi USD105,60 per barel. Sebelumnya pada perdagangan pagi, minyak melemah empat sen menjadi USD105,80 per barel.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Agustus berkurang 18 sen ke angka USD113,03 perbarel. Sebelumnya terdepresiasi dua sen di angka USD113,19 per barel.
Departemen Perdagangan AS melaporkan, belanja konsumen pada Mei 2014 hanya tumbuh 0,2%, setelah mendatar pada April, memunculkan pertanyaan pemulihan ekonomi di negara tersebut.
"Hal ini telah menimbulkan keraguan tentang prospek pertumbuhan pada kuartal kedua tahun ini, terutama setelah kontraksi yang lebih luas dari yang diperkirakan pada kuartal pertama," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari GM News, Jumat (27/6/2014).
Laporan itu muncul setelah Administrasi Informasi Energi (IEA) pada Rabu (25/6/2014) melaporkan kenaikan tak terduga persediaan minyak mentah AS untuk pekan lalu.
Kenaikan stok biasanya menunjukkan melemahnya permintaan di AS, yang pada gilirannya memberikan tekanan pada harga.
"Pasar masih fokus terhadap lonjakan 1,7 juta barel pada pekan yang berakhir 20 Juni lalu dengan tidak adanya kendali di pasar," kata United Overseas Bank (UOB) Singapura.
Pedagang juga terus mencermati situasi di produsen minyak mentah Irak, di mana kekerasan sektarian terus berkecamuk hampir tiga pekan. Para jihad telah merebut wilayah sangat luas di wilayah Irak dalam serangan sporadis yang dimulai pada 9 Juni, tetapi mereka belum mengancam wilayah penghasil minyak utama di selatan.
Dilansir dari data Bloomberg, Pukul 14.15 WIB, patokan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun 24 sen menjadi USD105,60 per barel. Sebelumnya pada perdagangan pagi, minyak melemah empat sen menjadi USD105,80 per barel.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Agustus berkurang 18 sen ke angka USD113,03 perbarel. Sebelumnya terdepresiasi dua sen di angka USD113,19 per barel.
Departemen Perdagangan AS melaporkan, belanja konsumen pada Mei 2014 hanya tumbuh 0,2%, setelah mendatar pada April, memunculkan pertanyaan pemulihan ekonomi di negara tersebut.
"Hal ini telah menimbulkan keraguan tentang prospek pertumbuhan pada kuartal kedua tahun ini, terutama setelah kontraksi yang lebih luas dari yang diperkirakan pada kuartal pertama," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari GM News, Jumat (27/6/2014).
Laporan itu muncul setelah Administrasi Informasi Energi (IEA) pada Rabu (25/6/2014) melaporkan kenaikan tak terduga persediaan minyak mentah AS untuk pekan lalu.
Kenaikan stok biasanya menunjukkan melemahnya permintaan di AS, yang pada gilirannya memberikan tekanan pada harga.
"Pasar masih fokus terhadap lonjakan 1,7 juta barel pada pekan yang berakhir 20 Juni lalu dengan tidak adanya kendali di pasar," kata United Overseas Bank (UOB) Singapura.
Pedagang juga terus mencermati situasi di produsen minyak mentah Irak, di mana kekerasan sektarian terus berkecamuk hampir tiga pekan. Para jihad telah merebut wilayah sangat luas di wilayah Irak dalam serangan sporadis yang dimulai pada 9 Juni, tetapi mereka belum mengancam wilayah penghasil minyak utama di selatan.
(dmd)