Dalam Setahun Orang Miskin RI Naik 110 Ribu Orang
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan selama kurun waktu setahun terakhir ini jumlah penduduk yang hidup miskin di Indonesia angkanya terus bertambah. Pertambahannya sebanyak 110 ribu orang yang angkanya menjadi 28,28 juta orang atau 11,25% dari total jumlah penduduk Indonesia.
BPS mendata pada akhir Maret 2014 ini seperti disampaikan Kepala BPS, Suryamin. Dia menyebutkan, selama periode September 2013-Maret 2014, jumlah penduduk miskin di perkotaan menurun sebanyak 0,17 juta orang menjadi 10,51 juta orang.
"Di daerah perdesaan menurun angkanya sebanyak 0,15 juta orang dari 17,92 juta pada September 2013 menjadi 17,77 juta orang di Maret 2014," ujar dia di Jakarta, Selasa (1/7/2014).
Dia juga mengatakan, presentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2013 sebesar 8,55% atau menurun menjadi 8,34% pada Maret 2014. Sementara itu, lanjut Suryamin, persentase penduduk miskin di perdesaan menurun dari 14,37% di September 2013 menjadi 14,17% pada Maret 2014.
Suryamin mengungkapkan, untuk peranan komiditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan peranan komoditi bukan makanan, seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan
"Sumbangan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2014 tercatat sebesar 73,54%. Ini tidak jauh berbeda dengan September 2013 yang sebesar 73,43%," ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, antara lain beras, rokok, telur ayam ras, daging ayam, mie instan, gula pasir, tempe dan tahu.
"Sedangkan untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, listrik, pendidikan dan bensin," tukas Suryamin.
BPS mendata pada akhir Maret 2014 ini seperti disampaikan Kepala BPS, Suryamin. Dia menyebutkan, selama periode September 2013-Maret 2014, jumlah penduduk miskin di perkotaan menurun sebanyak 0,17 juta orang menjadi 10,51 juta orang.
"Di daerah perdesaan menurun angkanya sebanyak 0,15 juta orang dari 17,92 juta pada September 2013 menjadi 17,77 juta orang di Maret 2014," ujar dia di Jakarta, Selasa (1/7/2014).
Dia juga mengatakan, presentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2013 sebesar 8,55% atau menurun menjadi 8,34% pada Maret 2014. Sementara itu, lanjut Suryamin, persentase penduduk miskin di perdesaan menurun dari 14,37% di September 2013 menjadi 14,17% pada Maret 2014.
Suryamin mengungkapkan, untuk peranan komiditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan peranan komoditi bukan makanan, seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan
"Sumbangan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2014 tercatat sebesar 73,54%. Ini tidak jauh berbeda dengan September 2013 yang sebesar 73,43%," ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, antara lain beras, rokok, telur ayam ras, daging ayam, mie instan, gula pasir, tempe dan tahu.
"Sedangkan untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, listrik, pendidikan dan bensin," tukas Suryamin.
(gpr)