BTN Akui Perkreditan Kena Dampak LTV
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengaku terkena dampak akibat ketatnya kebijakan loan to value (LTV) serta tingginya BI rate terhadap kinerja bisnis perseroan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama BTN Maryono, dampak atas ketatnya kebijakan tersebut terlihat dari sisi perkreditan. Namun, pengaruh itu tidak terlalu siginifikan, lantaran hampir semua nasabah atau sekitar 94 % nasabah BTN pemilikan rumah pertama. Sehingga pengaruh LTV itu kecil sekali.
“Akan tetapi, apabila ada nasabah yang mempunyai rumah kedua atau ketiga, itu yang berpengaruh,” katanya kepada Sindonews, belum lama ini. Dia melanjutkan, untuk tahun ini Bank BTN bisa mem-booking kredit sekitar Rp1,2-1,5 triliun per bulan.
Sementara itu, dari sisi likuiditas, pihaknya mengaku tidak begitu mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan, sampai sekarang likuiditas BTN sangat likuid. “Secondary reserve kita cukup bagus, likuiditas kita juga cukup bagus,” ucapnya.
Sehingga untuk menghadapi tantangan perbankan tahun ini, Maryono mengungkap memiliki tips atau strategi khusus, diantaranya dengan menjaga likuiditas perbankan. Bagaimana mensupervisi pembiayaan kreditnya jangan sampai bahwa kualitas kreditnya itu menurun sangat tajam, serta harus giat dalam bisnis VB income agar tidak mengalami kerugian lebih besar.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama BTN Maryono, dampak atas ketatnya kebijakan tersebut terlihat dari sisi perkreditan. Namun, pengaruh itu tidak terlalu siginifikan, lantaran hampir semua nasabah atau sekitar 94 % nasabah BTN pemilikan rumah pertama. Sehingga pengaruh LTV itu kecil sekali.
“Akan tetapi, apabila ada nasabah yang mempunyai rumah kedua atau ketiga, itu yang berpengaruh,” katanya kepada Sindonews, belum lama ini. Dia melanjutkan, untuk tahun ini Bank BTN bisa mem-booking kredit sekitar Rp1,2-1,5 triliun per bulan.
Sementara itu, dari sisi likuiditas, pihaknya mengaku tidak begitu mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan, sampai sekarang likuiditas BTN sangat likuid. “Secondary reserve kita cukup bagus, likuiditas kita juga cukup bagus,” ucapnya.
Sehingga untuk menghadapi tantangan perbankan tahun ini, Maryono mengungkap memiliki tips atau strategi khusus, diantaranya dengan menjaga likuiditas perbankan. Bagaimana mensupervisi pembiayaan kreditnya jangan sampai bahwa kualitas kreditnya itu menurun sangat tajam, serta harus giat dalam bisnis VB income agar tidak mengalami kerugian lebih besar.
(dyt)