Pasar Obligasi Dibayangi Rupiah dan Pilpres
A
A
A
JAKARTA - Pasar obaligasi pada pekan ini akan dibayangi laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan hasil dari pemeilihan presiden (pilpres) mendatang.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi Certified Securities Analyst (CSA) Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar masih bersikap wait & see menjelang pilpres pada 9 Juli 2014.
"Aksi mengamankan posisi dan menjauhi pasar berpotensi terjadi jika pelaku pasar menilai hasil dari pilpres tersebut tidak sesuai harapan," kata dia dalam risetnya, Senin (7/7/2014).
Kendati demikian, dia berharap, apapun hasil pilpres agar bisa diterima pasar dan dapat menghilangkan kekhawatiran negatif akan memburuknya keadaan. Pelaku pasar diharapkan tetap bersikap rasional.
Pasar obligasi, baik obligasi pemerintah maupun korporasi pada pekan lalu naik didukung positifnya rilis data makroekonomi Indonesia dan terapresiasinya rupiah. Salah satu obligasi korporasi yang mendapat respon positif adalah Obligasi PWON senilai USD168 juta, yang diterbitkan PT Pakuwon Jati Tbk, yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 15 kali.
"Sementara meski mayoritas obligasi mengalami penurunan imbal hasil (yield), tetapi diantaranya mengalami kenaikan untuk obligasi tenor pendek karena pelaku pasar lebih memilih obligasi tenor panjang seiring peningkatan harga obligasi tenor panjang dibanding tenor pendek," tutur dia.
Pemerintah pada pekan lalu menyerap lelang surat berharga syariah negara atau sukuk negara, yang diwarnai permintaan yield tinggi. Pemerintah menyerap Rp1,16 triliun atau di bawah target indikatif sebelumnya Rp1,5 triliun dan di bawah total penawaran yang masuk sebesar Rp1,96 triliun.
Sementara pada pekan ini, pemerintah akan melakukan lelang SUN sebesar Rp10 triliun, besok. Adapun seri-seri yang dilelang, yakni Seri SPN12141009 (reopening) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 9 Oktober 2014 dan Seri SPN121510710 (new issuance) dengan pembayaran bunga diskonto dan jatuh tempo pada 10 juli 2015.
Selain itu, Seri FR0069 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,875% dan jatuh tempo pada 15 April 2019, Seri FR0071 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 9% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2029, dan Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2034.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi Certified Securities Analyst (CSA) Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar masih bersikap wait & see menjelang pilpres pada 9 Juli 2014.
"Aksi mengamankan posisi dan menjauhi pasar berpotensi terjadi jika pelaku pasar menilai hasil dari pilpres tersebut tidak sesuai harapan," kata dia dalam risetnya, Senin (7/7/2014).
Kendati demikian, dia berharap, apapun hasil pilpres agar bisa diterima pasar dan dapat menghilangkan kekhawatiran negatif akan memburuknya keadaan. Pelaku pasar diharapkan tetap bersikap rasional.
Pasar obligasi, baik obligasi pemerintah maupun korporasi pada pekan lalu naik didukung positifnya rilis data makroekonomi Indonesia dan terapresiasinya rupiah. Salah satu obligasi korporasi yang mendapat respon positif adalah Obligasi PWON senilai USD168 juta, yang diterbitkan PT Pakuwon Jati Tbk, yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 15 kali.
"Sementara meski mayoritas obligasi mengalami penurunan imbal hasil (yield), tetapi diantaranya mengalami kenaikan untuk obligasi tenor pendek karena pelaku pasar lebih memilih obligasi tenor panjang seiring peningkatan harga obligasi tenor panjang dibanding tenor pendek," tutur dia.
Pemerintah pada pekan lalu menyerap lelang surat berharga syariah negara atau sukuk negara, yang diwarnai permintaan yield tinggi. Pemerintah menyerap Rp1,16 triliun atau di bawah target indikatif sebelumnya Rp1,5 triliun dan di bawah total penawaran yang masuk sebesar Rp1,96 triliun.
Sementara pada pekan ini, pemerintah akan melakukan lelang SUN sebesar Rp10 triliun, besok. Adapun seri-seri yang dilelang, yakni Seri SPN12141009 (reopening) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 9 Oktober 2014 dan Seri SPN121510710 (new issuance) dengan pembayaran bunga diskonto dan jatuh tempo pada 10 juli 2015.
Selain itu, Seri FR0069 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,875% dan jatuh tempo pada 15 April 2019, Seri FR0071 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 9% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2029, dan Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2034.
(rna)