Presiden Terpilih Harus Mampu Atasi Krisis Listrik
A
A
A
JAKARTA - Pengamat perminyakan, Kurtubi mengatakan bahwa presiden yang baru harus mengedepankan pemberantasan masalah energi yang berkaitan dengan krisis listrik di Indonesia.
Kurtubi mengungkapkan, Indonesia tidak seharusnya krisis listrik karena merupakan penghasil batu bara dan gas terbesar di dunia. Keduanya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
"Coba bayangkan, semua kekayaan alam tersebut digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, yang harganya Rp600/kwh. Ini merupakan harga yang sangat murah, jadi buat apa harus ada subsidi listrik," ujar dia kepada Sindonews, Rabu (9/7/2014).
Dia mengatakan, pemerintah tidak seharusnya mengeluarkan APBN sebesar Rp100 triliun untuk subsidi listrik. "Ini yang harus dirombak. Kita enggak perlu subsidi listrik kalau kita bisa mengolah bahan-bahan pembangkit tenaga listrik," ujarnya.
Kurtubi mengatakan, pemerintah jangan lagi membangun pembangkit listrik menggunakan BBM, karena akan merugi.
"Selain itu, pemerintah yang baru nanti harus memfokuskan pada pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara," ujar dia.
Kurtubi mengungkapkan, Indonesia tidak seharusnya krisis listrik karena merupakan penghasil batu bara dan gas terbesar di dunia. Keduanya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
"Coba bayangkan, semua kekayaan alam tersebut digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, yang harganya Rp600/kwh. Ini merupakan harga yang sangat murah, jadi buat apa harus ada subsidi listrik," ujar dia kepada Sindonews, Rabu (9/7/2014).
Dia mengatakan, pemerintah tidak seharusnya mengeluarkan APBN sebesar Rp100 triliun untuk subsidi listrik. "Ini yang harus dirombak. Kita enggak perlu subsidi listrik kalau kita bisa mengolah bahan-bahan pembangkit tenaga listrik," ujarnya.
Kurtubi mengatakan, pemerintah jangan lagi membangun pembangkit listrik menggunakan BBM, karena akan merugi.
"Selain itu, pemerintah yang baru nanti harus memfokuskan pada pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara," ujar dia.
(izz)