Tunggakan Listrik Jabar-Banten Capai Rp148 M
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Jawa Barat mencatat tunggakan listrik di wilayah tersebut hingga akhir Juni 2014 mencapai Rp148 miliar atau 4,23% dari total omzet Rp3,5 triliun. Sekitar Rp140,6 miliar atau hampir 95% diantaranya merupakan tunggakan pelanggan rumah tangga.
Manager Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN DJBB Rahimmuddin mengungkapkan, nilai tunggakan tersebut naik Rp56 miliar atau 60,87% dibandingkan posisi akhir Desember 2013 sebesar Rp92 miliar.
Menurut dia, kenaikan tunggakan tersebut diperkirakan karena desakan kebutuhan, seperti momen tahun ajaran baru, Ramadan, dan menjelang Lebaran.
“Kami harap dalam momen Ramadan dan menjelang Lebaran ini untuk menjaga agar listriknya jangan sampai terkena denda atau bahkan diputus,” ujarnya pada saat acara buka bersama PLN DJBB di Bandung, Kamis (10/7/2014) malam.
Rahimmudin menuturkan, masyarakat sebaiknya segera melunasi tunggakan sebelum tanggal 20 Juli 2014. Berdasarkan aturan yang berlaku, ketika pelanggan tidak melunasi pembayaran listrik paling lambat tanggal 20 setiap bulannya, maka keesokan harinya aliran listrik sudah diputus atau dihentikan.
“Inginnya kami, para pelanggan membayar tagihan listrik, bukan kami yang memutus listriknya,” katanya.
Rahimmudin berharap, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang mulai berlaku awal Juli ini, tidak berpengaruh banyak pada peningkatan tunggakan listrik. Apalagi, pelanggan yang mengalami kenaikan TDL adalah pelanggan dengan daya 1.300 KVA (kilo volt ampere) ke atas.
“Jumlah pelanggan yang mengalami kenaikan sekitar 15%-17% dari seluruh pelanggan kami dan mereka termasuk golongan mampu,” katanya.
Adapun jumlah pelanggan PLN DJBB sampai saat ini mencapai 11,6 juta sambungan. Sekitar 85% diantaranya merupakan pelanggan 450-900 KVA.
“Target kami pada tahun ini akan ada tambahan 850 ribu pelanggan baru, pelanggan dalam kota maupun desa-desa. Saat ini sudah terealisasi sekitar 350 ribu,” sebutnya.
Dia mengakui, beberapa bulan lalu PLN DJBB terlambat melayani pelanggan diakibatkan keterbatasan material.“Mudah-mudahan ke depannya tidak ada kendala lagi,” harapnya.
Manager Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN DJBB Rahimmuddin mengungkapkan, nilai tunggakan tersebut naik Rp56 miliar atau 60,87% dibandingkan posisi akhir Desember 2013 sebesar Rp92 miliar.
Menurut dia, kenaikan tunggakan tersebut diperkirakan karena desakan kebutuhan, seperti momen tahun ajaran baru, Ramadan, dan menjelang Lebaran.
“Kami harap dalam momen Ramadan dan menjelang Lebaran ini untuk menjaga agar listriknya jangan sampai terkena denda atau bahkan diputus,” ujarnya pada saat acara buka bersama PLN DJBB di Bandung, Kamis (10/7/2014) malam.
Rahimmudin menuturkan, masyarakat sebaiknya segera melunasi tunggakan sebelum tanggal 20 Juli 2014. Berdasarkan aturan yang berlaku, ketika pelanggan tidak melunasi pembayaran listrik paling lambat tanggal 20 setiap bulannya, maka keesokan harinya aliran listrik sudah diputus atau dihentikan.
“Inginnya kami, para pelanggan membayar tagihan listrik, bukan kami yang memutus listriknya,” katanya.
Rahimmudin berharap, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang mulai berlaku awal Juli ini, tidak berpengaruh banyak pada peningkatan tunggakan listrik. Apalagi, pelanggan yang mengalami kenaikan TDL adalah pelanggan dengan daya 1.300 KVA (kilo volt ampere) ke atas.
“Jumlah pelanggan yang mengalami kenaikan sekitar 15%-17% dari seluruh pelanggan kami dan mereka termasuk golongan mampu,” katanya.
Adapun jumlah pelanggan PLN DJBB sampai saat ini mencapai 11,6 juta sambungan. Sekitar 85% diantaranya merupakan pelanggan 450-900 KVA.
“Target kami pada tahun ini akan ada tambahan 850 ribu pelanggan baru, pelanggan dalam kota maupun desa-desa. Saat ini sudah terealisasi sekitar 350 ribu,” sebutnya.
Dia mengakui, beberapa bulan lalu PLN DJBB terlambat melayani pelanggan diakibatkan keterbatasan material.“Mudah-mudahan ke depannya tidak ada kendala lagi,” harapnya.
(rna)