Produksi Minyak Libya Meningkat, Harga WTI Turun
A
A
A
SEOUL - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menuju penurunan mingguan ketiga didukung meningkatnya produksi minyak mentah Libya dan bertambahnya stok bensin di Amerika Serikat, sedangkan harga minyak brent stabil di London.
Pasokan Libya meningkat setelah dua terminal ekspor minyaknya dan pipa Sharara dibuka kembali. Libya, yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar Afrika memproduksi 350 ribu barel per hari (bph), kemarin atau meningkat dua kali lipat dari bulan lalu. Sementara ladang Sharara menghasilkan 340 ribu bph.
Energy Information Administration pada 9 Juli lalu melaporkan bahwa stok bensin di AS naik pada pekan lalu. Stok bensin meningkat sebesar 579 ribu barel pada pekan yang berakhir 4 Juli. Konsumsi bahan bakar motor menyusut 233 ribu barel per hari menjadi 8,94 juta bph. Jumlah ini 2,7% di bawah rata-rata lima tahun.
Adapun ketegangan yang terjadi di Irak sebagai negara produsen kedua terbesar di Asosiasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) belum meluas ke selatan negara itu.
"Meningkatnya produksi minyak di Libya dengan dibukanya terminal ekspor mninyak telah memberikan tekanan terhadap harga minyak. Pasar mengeluarkan premi resiko sekitar USD5 per barel sejak pertengahan Juni karena situasi Irak," kata analis komoditas Samsung Futures Co Hong Ki Sung seperti dilansir Bloomberg, Jumat (11/7/2014).
Minyak berjangka (futures) sedikit berubah di New York dan siap mengalami penurunan mingguan terpanjang sejak November. Sementara WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Agustus berada di USD102,85 per barel, turun 8 sen pada pukul 12.10 siang waktu Seoul.
Kontrak naik 64 sen menjadi USD102,93 kemarin, menguat untuk pertama kalinya dalam 10 hari. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 40% di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah jatuh 1,2% pada pekan ini.
Sementara harga minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Agustus turun 6 sen menjadi USD108,61 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD5,77 dibandingkan akhir pekan lalu sebesar USD6,86. Sepanjang pekan ini, harga minyak brent turun 1,8% dan menjadi penurunan mingguan ketiga.
Pasokan Libya meningkat setelah dua terminal ekspor minyaknya dan pipa Sharara dibuka kembali. Libya, yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar Afrika memproduksi 350 ribu barel per hari (bph), kemarin atau meningkat dua kali lipat dari bulan lalu. Sementara ladang Sharara menghasilkan 340 ribu bph.
Energy Information Administration pada 9 Juli lalu melaporkan bahwa stok bensin di AS naik pada pekan lalu. Stok bensin meningkat sebesar 579 ribu barel pada pekan yang berakhir 4 Juli. Konsumsi bahan bakar motor menyusut 233 ribu barel per hari menjadi 8,94 juta bph. Jumlah ini 2,7% di bawah rata-rata lima tahun.
Adapun ketegangan yang terjadi di Irak sebagai negara produsen kedua terbesar di Asosiasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) belum meluas ke selatan negara itu.
"Meningkatnya produksi minyak di Libya dengan dibukanya terminal ekspor mninyak telah memberikan tekanan terhadap harga minyak. Pasar mengeluarkan premi resiko sekitar USD5 per barel sejak pertengahan Juni karena situasi Irak," kata analis komoditas Samsung Futures Co Hong Ki Sung seperti dilansir Bloomberg, Jumat (11/7/2014).
Minyak berjangka (futures) sedikit berubah di New York dan siap mengalami penurunan mingguan terpanjang sejak November. Sementara WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Agustus berada di USD102,85 per barel, turun 8 sen pada pukul 12.10 siang waktu Seoul.
Kontrak naik 64 sen menjadi USD102,93 kemarin, menguat untuk pertama kalinya dalam 10 hari. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 40% di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah jatuh 1,2% pada pekan ini.
Sementara harga minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Agustus turun 6 sen menjadi USD108,61 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD5,77 dibandingkan akhir pekan lalu sebesar USD6,86. Sepanjang pekan ini, harga minyak brent turun 1,8% dan menjadi penurunan mingguan ketiga.
(rna)