Pertamina Larang Penjualan Solar di Malam Hari
A
A
A
JAKARTA - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan, pihaknya telah menerapkan larangan penjualan solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Pertamina pada malam hari. Hal ini guna mengurangi konsumsi solar yang semakin hari semakin meningkat.
"Kita akan menerapkan di daerah-daerah rawan enggak ada penjualan solar di malam hari. Mulai jam enam hingga delapan malam enggak dijual solar lagi," ujar dia di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Lebih lanjut dia menerangkan, larangan ini diterapkan di beberapa daerah pertambangan, dan di daerah laut seperti Batam. "Udah beberapa bulan ini kita terapkan dan kedepan akan kita perluas. Karena biasa mereka melakukan pencurian pas malam.
Menurutnya, melonjaknya konsumsi solar disebabkan karena pertumbuihan ekonomi Indonesia yang terus meningkat, serta angkutan barang yang terus bertambah.
"Ekonomi Indonesia tumbuh, angkutan barang nambah, mobilitas manusia bertambah, jumlah mobil nambah. Misal orang naik kereta api, itukan pakai solar subsidi," tandasnya.
Sekadar informasi, berdasarkan data realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga 30 Juni 2014, Premium telah tersalurkan sebanyak 14,52 juta kiloliter (kl). Adapun, realisasi penyaluran Solar pada periode yang sama telah mencapai 7,92 juta kl, sedangkan Kerosene tersalurkan sekitar 468 ribu kl.
"Kita akan menerapkan di daerah-daerah rawan enggak ada penjualan solar di malam hari. Mulai jam enam hingga delapan malam enggak dijual solar lagi," ujar dia di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Lebih lanjut dia menerangkan, larangan ini diterapkan di beberapa daerah pertambangan, dan di daerah laut seperti Batam. "Udah beberapa bulan ini kita terapkan dan kedepan akan kita perluas. Karena biasa mereka melakukan pencurian pas malam.
Menurutnya, melonjaknya konsumsi solar disebabkan karena pertumbuihan ekonomi Indonesia yang terus meningkat, serta angkutan barang yang terus bertambah.
"Ekonomi Indonesia tumbuh, angkutan barang nambah, mobilitas manusia bertambah, jumlah mobil nambah. Misal orang naik kereta api, itukan pakai solar subsidi," tandasnya.
Sekadar informasi, berdasarkan data realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga 30 Juni 2014, Premium telah tersalurkan sebanyak 14,52 juta kiloliter (kl). Adapun, realisasi penyaluran Solar pada periode yang sama telah mencapai 7,92 juta kl, sedangkan Kerosene tersalurkan sekitar 468 ribu kl.
(gpr)