UNDP Catat Penduduk Miskin di Dunia Lebih 2,2 Miliar
A
A
A
TOKYO - United Nations Development Programme (UNDP) melaporkan lebih dari 2,2 miliar orang di dunia hidup miskin atau hampir miskin akibat krisis keuangan, bencana alam, kenaikan harga pangan dan konflik.
Mereka mencatat hampir 1,5 miliar orang di 91 negara berkembang hidup dalam kemiskinan, dan 800 juta orang tertatih-tatih di tepi kekurangan ekonomi.
"Menghilangkan kemiskinan bukan hanya tentang mendapatkan (nilai) nol, melainkan juga tentang yang tinggal di sana," kata Badan Pembangunan PBB itu dalam laporannya, seperti dilansir dari Bangkok Post, Kamis (24/7/2014).
"Mereka yang paling rentan terhadap bencana alam, perubahan iklim dan kemunduran keuangan harus secara khusus diberdayakan dan dilindungi. Membuat pengurangan kerentanan dalam agenda pembangunan masa depan adalah satu-satunya cara untuk memastikan kemajuan kuat dan berkelanjutan," tambahnya.
Kepala UNDP, Helen Clark menyebutkan, ini adalah pertama kalinya studi tahunan melihat kerentanan dan ketahanan bersama-sama "melalui lensa pembangunan manusia".
"Jika siklus hidup dan kerentanan struktural ditangani, dan secara sadar upaya dibuat untuk mengangkat ketahanan terhadap krisis dan bencana, saya tidak ragu banyak jenis kemunduran yang kita lihat hari ini untuk pembangunan manusia dapat dihindari di masa mendatang," ujar Clark.
Menurutnya, memberikan manfaat jaminan sosial merupakan dasar bagi kaum miskin di dunia terhadap kekurangan biaya 2% dari PDB global (produk domestik bruto).
"Paket perlindungan sosial dasar akan terjangkau asalkan negara-negara berpenghasilan rendah merealokasi dana dan meningkatkan sumber daya dalam negeri, ditambah dengan dukungan dari komunitas donor internasional," tandasnya.
Mereka mencatat hampir 1,5 miliar orang di 91 negara berkembang hidup dalam kemiskinan, dan 800 juta orang tertatih-tatih di tepi kekurangan ekonomi.
"Menghilangkan kemiskinan bukan hanya tentang mendapatkan (nilai) nol, melainkan juga tentang yang tinggal di sana," kata Badan Pembangunan PBB itu dalam laporannya, seperti dilansir dari Bangkok Post, Kamis (24/7/2014).
"Mereka yang paling rentan terhadap bencana alam, perubahan iklim dan kemunduran keuangan harus secara khusus diberdayakan dan dilindungi. Membuat pengurangan kerentanan dalam agenda pembangunan masa depan adalah satu-satunya cara untuk memastikan kemajuan kuat dan berkelanjutan," tambahnya.
Kepala UNDP, Helen Clark menyebutkan, ini adalah pertama kalinya studi tahunan melihat kerentanan dan ketahanan bersama-sama "melalui lensa pembangunan manusia".
"Jika siklus hidup dan kerentanan struktural ditangani, dan secara sadar upaya dibuat untuk mengangkat ketahanan terhadap krisis dan bencana, saya tidak ragu banyak jenis kemunduran yang kita lihat hari ini untuk pembangunan manusia dapat dihindari di masa mendatang," ujar Clark.
Menurutnya, memberikan manfaat jaminan sosial merupakan dasar bagi kaum miskin di dunia terhadap kekurangan biaya 2% dari PDB global (produk domestik bruto).
"Paket perlindungan sosial dasar akan terjangkau asalkan negara-negara berpenghasilan rendah merealokasi dana dan meningkatkan sumber daya dalam negeri, ditambah dengan dukungan dari komunitas donor internasional," tandasnya.
(dmd)