Gapmmi: Penjualan Parcel Menurun Tiap Tahun
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adi Lukman mengatakan, dari tahun ke tahun penjualan bingkisan parcel semakin menurun.
Hal tersebut diduga karena larangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengirim parcel kepada pejabat di pemerintahan.
"Mungkin ini masih berlangsung dan berpengaruh (larangan KPK). Masih ada larangan kirim parcel. Kedua, orang lebih memikirkan praktis, kalau dulu mungkin perusahaan bikin parcel dengan berbagai macam produk, tapi sekarang dengan produknya sendiri saja dikirim. Jadi lebih praktis," ujarnya di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, penjualan parcel turun sejak lima tahun terakhir. Hal ini terlihat dari semakin berkurangnya toko-toko yang menjajankan keranjang parcel.
Selain itu, variasi produk yang cenderung memiliki harga yang cukup mahal, dinilai juga berpotensi menyebabkan menurunnya angka penjualan parcel.
"Penjualan semakin lama semakin dikit. Mungkin karena variasi produknya juga, kalau dulu cuma makanan, sekarang handphone (HP), baju, kristal. Makanan mulai berkurang," pungkasnya.
Hal tersebut diduga karena larangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengirim parcel kepada pejabat di pemerintahan.
"Mungkin ini masih berlangsung dan berpengaruh (larangan KPK). Masih ada larangan kirim parcel. Kedua, orang lebih memikirkan praktis, kalau dulu mungkin perusahaan bikin parcel dengan berbagai macam produk, tapi sekarang dengan produknya sendiri saja dikirim. Jadi lebih praktis," ujarnya di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, penjualan parcel turun sejak lima tahun terakhir. Hal ini terlihat dari semakin berkurangnya toko-toko yang menjajankan keranjang parcel.
Selain itu, variasi produk yang cenderung memiliki harga yang cukup mahal, dinilai juga berpotensi menyebabkan menurunnya angka penjualan parcel.
"Penjualan semakin lama semakin dikit. Mungkin karena variasi produknya juga, kalau dulu cuma makanan, sekarang handphone (HP), baju, kristal. Makanan mulai berkurang," pungkasnya.
(gpr)