Belanja Kebutuhan Lebaran Tetap Tinggi, Capai 63,8%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah membatasi aktifitas masyarakat, terlebih adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Meski demikian, Alvara Research Center mencatat tren belanja kebutuhan Lebaran tetap tinggi di masyarakat, angkanya mencapai 63,8%.
Dalam survei yang dilakukan, CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan responden yang melakukan belanja kebutuhan Lebaran mencapai 63,8%. Sedangkan yang tidak melakukan belanja kebutuhan Lebaran adalah 36,2%.
"Meski ada pandemi virus corona, minat belanja untuk kebutuhan Lebaran masih tinggi," katanya kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Ia merinci produk kebutuhan belanja Lebaran yang banyak diminati adalah makanan dan pakaian. Dan pembelanjaan ini banyak dilakukan secara langsung maupun melalui online.
"Rinciannya untuk belanja makanan khas Lebaran mencapai 85,7%, fashion umum mencapai 22,4%, lalu fashion ibadah itu mencapai 20,9%," terangnya.
Dengan masih tingginya angka belanja kebutuhan Lebaran, kata Hasanuddin, menujukkan perputaran ekonomi Indonesia masih sangat tinggi.
"Jadi perputaran uang kita masih ada walaupun tren belanja kebutuhan Lebaran bergeser ke online," pungkasnya.
Dalam survei yang dilakukan, CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan responden yang melakukan belanja kebutuhan Lebaran mencapai 63,8%. Sedangkan yang tidak melakukan belanja kebutuhan Lebaran adalah 36,2%.
"Meski ada pandemi virus corona, minat belanja untuk kebutuhan Lebaran masih tinggi," katanya kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Ia merinci produk kebutuhan belanja Lebaran yang banyak diminati adalah makanan dan pakaian. Dan pembelanjaan ini banyak dilakukan secara langsung maupun melalui online.
"Rinciannya untuk belanja makanan khas Lebaran mencapai 85,7%, fashion umum mencapai 22,4%, lalu fashion ibadah itu mencapai 20,9%," terangnya.
Dengan masih tingginya angka belanja kebutuhan Lebaran, kata Hasanuddin, menujukkan perputaran ekonomi Indonesia masih sangat tinggi.
"Jadi perputaran uang kita masih ada walaupun tren belanja kebutuhan Lebaran bergeser ke online," pungkasnya.
(bon)