Mengukir Kembali Kejayaan Kerak Telor yang Tergerus

Rabu, 30 Juli 2014 - 15:49 WIB
Mengukir Kembali Kejayaan...
Mengukir Kembali Kejayaan Kerak Telor yang Tergerus
A A A
JAKARTA - KERAK TELOR, tak banyak masyarakat usia muda yang mengenal makanan khas Betawi ini. Makanan yang berbahan dasar telor ini mulai langka di pasaran. Hanya saat pameran atau event besar saja dapat kita temui.

Itulah yang menyebabkan Fitriyah dan suaminya memutuskan untuk membuat makanan ini dikenal kawula muda dan kembali menemukan ketenarannya yang terus menyusut.

"Kami usahanya Kerak Telor, es Selendang Mayang dan Bir Pletok. Semuanya khas dari Betawi," ucap Fitriyah kepada Sindonews belum lama ini.

Usaha yang digelutinya selama satu tahun ini merupakan usaha turun temurun dari keluarga suaminya. Sebelumnya dia berjualan Kerak Telor dan beberapa makanan khas Betawi lainnya di lapangan parkir Monas.

Namun, setelah dikeluarkannya larangan berjualan di Monas, Kerak Telor buatannya hanya dapat ditemui di beberapa bazar atau pameran yang ada di Jakarta.

"Biasanya di bazar, dari UKM (Usaha Kecil Menengah) Walikota Jakarta Selatan. Setiap Walikota adakan acara saya diundang. Biasanya kalau di Monas dagang rutin tiap minggu. Terakhir Monas enggak boleh masuk saya berhenti ikut bazar ini," ungkapnya.

Dia menuturkan, modal yang digelontorkannya untuk usaha ini tidak terlalu mahal. Untuk Kerak Telor modal yang dikeluarkannya untuk satu kali bazar sebesar Rp500 ribu.

"Selendang Mayang sekitar Rp300 ribuan, Kerak Telor Rp500 ribu, Bir Peletok Rp200 ribuan untuk sekali dagang," ujar Fitriyah.

Harga yang dipatok pun masih sangat terjangkau. Es Selendang Mayang per porsi dihargai Rp5 ribu, Kerak Telor Rp15 ribu untuk telor ayam, dan telor bebek Rp18 ribu.

Sementara untuk Bir Peletok harganya dari varian Rp8 ribu, Rp10 ribu, dan Rp15 ribu. "Bedanya ukuran dari tempatnya beda, packing-nya aja," terang dia.

Omzet yang didapatkannya setiap satu kali pameran berkisar antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. Sementara net profitnya bisa mencapai 70% hingga 80% dari omzet.

"Ini jajanan yang enggak dijajaki pedagang, minuman langka dan yang tahu cuma orang tua. Makanya saya ingin memperkenalkan diri kepada anak muda. Minuman jarang keluar hanya setiap ada event. Jangan menghilangkan yang sudah ada," tutur dia.
(gpr)
Berita Terkait
Gopek House, Lestarikan...
Gopek House, Lestarikan Kelezatan Kuliner Indonesia Peranakan melalui Pengalaman Kuliner Unik
LMS Khusus untuk Bisnis...
LMS Khusus untuk Bisnis Kuliner Diluncurkan, Pertama di Indonesia
Strategi Perusahaan...
Strategi Perusahaan Kembangkan Bisnis Kuliner
4 Inovasi Fore Coffee...
4 Inovasi Fore Coffee Jelang Musim Liburan dan Tahun Baru
Paha Ayam Bumbu Sichuan,...
Paha Ayam Bumbu Sichuan, Pernah Coba? Rasanya Nikmat Lho!
Hadir di Pameran Food...
Hadir di Pameran Food & Hospitality Indonesia 2024, BlueBand Ajak Pelaku Bisnis Kuliner Tumbuh Bersama
Berita Terkini
Iwan Sunito Bagikan...
Iwan Sunito Bagikan Tips Sukses Bisnis di Industri Properti Australia
3 jam yang lalu
Progres Pembangunan...
Progres Pembangunan Pelabuhan Patimban Tembus 78,9%, Menhub Target Rampung Oktober 2025
3 jam yang lalu
DAmandita Sentul Tawarkan...
D'Amandita Sentul Tawarkan Rumah Smart Living Pure Nature Rp700 Jutaan
3 jam yang lalu
Perusahaan AS Tetap...
Perusahaan AS Tetap Ekspansi di Tengah Kebijakan Efisiensi Pemerintah
3 jam yang lalu
Atasi Kesenjangan Pasokan...
Atasi Kesenjangan Pasokan Gas Bumi, Pemerintah Diminta Buka Kebijakan Impor
3 jam yang lalu
Perluas Layanan Pembiayaan,...
Perluas Layanan Pembiayaan, SIF Perluas Jangkauan hingga Makassar
3 jam yang lalu
Infografis
5 Makanan yang Memicu...
5 Makanan yang Memicu Pikun, Bisa Mengakibatkan Kerusakan Otak
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved