Selama Ramadan Pegadaian Terima Tebusan Rp1,5 T
A
A
A
JAKARTA - PT Pegadaian (Persero) menyatakan selama bulan suci Ramadhan, menerima penebusan barang gadaian hingga Rp1,5 triliun. Sebagian besar barang yang ditebus berupa perhiasan emas.
Direktur Bisnis I Pegadaian, Harianto Widodo mengatakan jumlah barang yang ditebus pada bulan Ramadan tahun ini meningkat 50% dibandingkan bulan suci tahun lalu yang hanya mencapai Rp1 triliun.
"Sebelum Hari Raya Idul Fitri masyarakat banyak menebus barang gadaiannya, jumlahnya mencapai Rp1,5 triliun dan 95% terdiri dari perhiasan emas," kata Harianto usai menghadiri halal bihalal di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (8/4/2014).
Menurut dia, penebusan barang gadaian rata-rata dilakukan masyarakat setelah memperoleh Tunjangan Hari Raya (THR) cair. Hal ini, kata Harianto, mengidentifikasikan masyarakat yang menggadaikan barangnya bekerja dalam sektor informal.
"Yang menebus kendaraan jumlahnya masih kecil dibandingkan perhiasan, setelah ditebus perhiasan itu langsung dipakai," jelasnya.
Lebih lanjut Harianto menambahkan, pada semester I/2014 perseroan mengalami penurunan pendapatan hingga 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya harga emas.
"Sepanjang semester I/2014 penurunan harga emas masih belum on track, menyebabkan pendapatan kita turun hingga 10%," aku dia.
Pada periode Januari hingga akhir Juni 2014, Pengadaian hanya mampu membukukan pendapatan sebesar Rp3 triliun. Turunnya pendapatan juga berimbas pada menurunnya laba bersih di semester I/2014.
"Pendapatan turun 10% menjadi Rp3 triliun, sedangkan net profit juga turun 35% menjadi Rp670 miliar dari tahun lalu Rp700 miliar," papar dia.
Direktur Bisnis I Pegadaian, Harianto Widodo mengatakan jumlah barang yang ditebus pada bulan Ramadan tahun ini meningkat 50% dibandingkan bulan suci tahun lalu yang hanya mencapai Rp1 triliun.
"Sebelum Hari Raya Idul Fitri masyarakat banyak menebus barang gadaiannya, jumlahnya mencapai Rp1,5 triliun dan 95% terdiri dari perhiasan emas," kata Harianto usai menghadiri halal bihalal di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (8/4/2014).
Menurut dia, penebusan barang gadaian rata-rata dilakukan masyarakat setelah memperoleh Tunjangan Hari Raya (THR) cair. Hal ini, kata Harianto, mengidentifikasikan masyarakat yang menggadaikan barangnya bekerja dalam sektor informal.
"Yang menebus kendaraan jumlahnya masih kecil dibandingkan perhiasan, setelah ditebus perhiasan itu langsung dipakai," jelasnya.
Lebih lanjut Harianto menambahkan, pada semester I/2014 perseroan mengalami penurunan pendapatan hingga 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya harga emas.
"Sepanjang semester I/2014 penurunan harga emas masih belum on track, menyebabkan pendapatan kita turun hingga 10%," aku dia.
Pada periode Januari hingga akhir Juni 2014, Pengadaian hanya mampu membukukan pendapatan sebesar Rp3 triliun. Turunnya pendapatan juga berimbas pada menurunnya laba bersih di semester I/2014.
"Pendapatan turun 10% menjadi Rp3 triliun, sedangkan net profit juga turun 35% menjadi Rp670 miliar dari tahun lalu Rp700 miliar," papar dia.
(gpr)