Harga WTI Dekati Posisi Terendah Enam Bulan
A
A
A
MELBOURNE - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bergerak variatif mendekati posisi terendah enam bulan menjelang data perdagangan China sebagai konsumen minyak terbesar kedua di dunia.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York. WTI turun untuk kali kedua kemarin pada harga terendah sejak Februari, bahkan setelah laporan dari Energy Information Administration menunjukkan bahwa minyak mentah dan stok bensin Amerika Serikat (AS) menyusut pekan lalu.
Pasokan minyak mentah AS turun 1,76 juta barel menjadi 365,6 juta barel untuk pekan yang berakhir 1 Agustus. Sedangkan persediaan bensin turun sebanyak 4,39 juta barel menjadi 213,8 juta.
Di China, ekspor minyak pada Juli diperkirakan meningkat 7,3% dari bulan sebelumnya sebesar 7,2%, sementara impor diperkirakan akan turun menjadi 3% dari bulan sebelumnya sebesar 5,5%. Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan minyak China akan mencapai 11% dari permintaan minyak global, sedangkan Amerika Serikat mencapai 21%.
"Kami melihat lebih banyak permintaan datang karena ekonomi. Peristiwa geopolitik di Timur Tengah telah didiskon dan pasar kelebihan pasokan," kata Kepala Investasi Ayers Alliance Securities Jonathan Barratt seperti dilansir Bloomberg, Kamis (7/8/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman September berada di harga USD97,09 per barel, naik 17 sen pada pukul 11.25 siang waktu Sydney. Kontrak turun 0,5% menjadi USD96,92 kemarin, penutupan terendah sejak 3 Februari.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 33% di bawah rata-rata 100 hari. Harga turun 1,3% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman September naik 21 sen menjadi USD104,80 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD7,72.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York. WTI turun untuk kali kedua kemarin pada harga terendah sejak Februari, bahkan setelah laporan dari Energy Information Administration menunjukkan bahwa minyak mentah dan stok bensin Amerika Serikat (AS) menyusut pekan lalu.
Pasokan minyak mentah AS turun 1,76 juta barel menjadi 365,6 juta barel untuk pekan yang berakhir 1 Agustus. Sedangkan persediaan bensin turun sebanyak 4,39 juta barel menjadi 213,8 juta.
Di China, ekspor minyak pada Juli diperkirakan meningkat 7,3% dari bulan sebelumnya sebesar 7,2%, sementara impor diperkirakan akan turun menjadi 3% dari bulan sebelumnya sebesar 5,5%. Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan minyak China akan mencapai 11% dari permintaan minyak global, sedangkan Amerika Serikat mencapai 21%.
"Kami melihat lebih banyak permintaan datang karena ekonomi. Peristiwa geopolitik di Timur Tengah telah didiskon dan pasar kelebihan pasokan," kata Kepala Investasi Ayers Alliance Securities Jonathan Barratt seperti dilansir Bloomberg, Kamis (7/8/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman September berada di harga USD97,09 per barel, naik 17 sen pada pukul 11.25 siang waktu Sydney. Kontrak turun 0,5% menjadi USD96,92 kemarin, penutupan terendah sejak 3 Februari.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 33% di bawah rata-rata 100 hari. Harga turun 1,3% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman September naik 21 sen menjadi USD104,80 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD7,72.
(rna)