Ekonomi Konsumen Sulut Triwulan II Meningkat
A
A
A
MANADO - Kondisi ekonomi konsumen Sulawesi Utara (Sulut) pada triwulan II/2014 tercatat meningkat. Hal ini ditandai dengan pencapaian indeks tendensi konsumen (ITK) di triwulan II sebesar 105,65, naik 5,16 dibanding dengan kondisi triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 100,49.
Meski demikian, menurut data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, angka ITK Sulut masih jauh di bawah ITK nasional yang mencapai 110,76.
Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sulut Dekky Tiwang mengatakan, peningkatan tingkat kepercayaan atau optimisme konsumen pada triwulan II/2014, dipengaruhi dengan peningkatan pendapatan rumah tangga.
"Konsumsi makanan dan non makanan di triwulan ini meningkat, inflasi kita juga cukup rendah. Selain itu, peningkatan juga terjadi di sektor pendidikan dan rekreasi," ujarnya, Kamis (7/8/2014).
Dia menjelaskan, faktor peningkatan ITK di triwulan II terjadi karena fenomena klasik tahunan, yakni persiapan tahun ajaran baru dan libur sekolah yang menjadi salah satu pemicu meningkatnya konsumsi.
Selain Sulut, kondisi peningkatan ITK ini juga terjadi di seluruh wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), bahkan nasional. "Untuk wilayah Sulampua, dari 10 provinsi, kita berada di urutan dua terbawah setelah Sulawesi Barat," katanya.
Sementara, Asisten Direktur Bank Indonesia wilayah Sulut Eko Siswantoro menjelaskan, peningkatan ITK ini didorong peningkatan konsumtif, seiring meningkatnya pendapatan rumah tangga di masyarakat.
"Artinya ekonomi konsumen kita cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan dikarenakan adanya peningkatan pendapatan. Apalagi di periode triwulan II ini banyak iven keagamaan yang mendorong tingginya pola konsumtif masyarakat," jelas Siswantoro.
Adapun, di triwulan III diprediksi ITK Sulut akan berada di sekitaran angka rata-rata nasional, di kisaran 113,01.
Meski demikian, menurut data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, angka ITK Sulut masih jauh di bawah ITK nasional yang mencapai 110,76.
Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sulut Dekky Tiwang mengatakan, peningkatan tingkat kepercayaan atau optimisme konsumen pada triwulan II/2014, dipengaruhi dengan peningkatan pendapatan rumah tangga.
"Konsumsi makanan dan non makanan di triwulan ini meningkat, inflasi kita juga cukup rendah. Selain itu, peningkatan juga terjadi di sektor pendidikan dan rekreasi," ujarnya, Kamis (7/8/2014).
Dia menjelaskan, faktor peningkatan ITK di triwulan II terjadi karena fenomena klasik tahunan, yakni persiapan tahun ajaran baru dan libur sekolah yang menjadi salah satu pemicu meningkatnya konsumsi.
Selain Sulut, kondisi peningkatan ITK ini juga terjadi di seluruh wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), bahkan nasional. "Untuk wilayah Sulampua, dari 10 provinsi, kita berada di urutan dua terbawah setelah Sulawesi Barat," katanya.
Sementara, Asisten Direktur Bank Indonesia wilayah Sulut Eko Siswantoro menjelaskan, peningkatan ITK ini didorong peningkatan konsumtif, seiring meningkatnya pendapatan rumah tangga di masyarakat.
"Artinya ekonomi konsumen kita cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan dikarenakan adanya peningkatan pendapatan. Apalagi di periode triwulan II ini banyak iven keagamaan yang mendorong tingginya pola konsumtif masyarakat," jelas Siswantoro.
Adapun, di triwulan III diprediksi ITK Sulut akan berada di sekitaran angka rata-rata nasional, di kisaran 113,01.
(izz)