Ini Poin Penting Kebijakan Pertanian

Selasa, 12 Agustus 2014 - 11:14 WIB
Ini Poin Penting Kebijakan Pertanian
Ini Poin Penting Kebijakan Pertanian
A A A
JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Adi Lumaksono mengatakan, kebijakan pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menyejahterakan kehidupan masyarakat petani.

Dia menjelaskan, secara umum ada beberapa poin penting atas kebijakan yang dibuat tersebut. Pertama, guna tercapainya swasembada produksi pangan komoditas yang sudah didiskusikan berdasarkan pertemuan pada Oktober 2012.

"Presiden SBY menerapkan untuk swasembada di lima komoditi penting seperti beras, gula, jagung, kedelai dan daging sapi. Hal tersebut untuk menjamin ketahan pangan," ujarnya di Hotel Swiss Bellhotel Jakarta, Selasa (12/8/2014).

Kedua, harga komoditas tersebut dapat terjangkau masyarakat dan suplai dapat didistribusikan antar pulau. Beberapa komoditas penting masih terganjal harga yang mahal, karena mininya distribusi.

Misalnya, kata Adi, Indonesia memiliki sentra-sentra industri sapi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Sementara, konsumen yang banyak berada di Jawa.

"Untuk NTT dan NTB belum ada transportasi memadai, jadi harga distribusinya mahal," katanya.

Pihaknya akan 'ngobrol' dengan Kemenhub, Pelni dan KAI untuk menyiapkan beberapa alat transportasi yang bisa mengangkut sapi-sapi berkualitas. Sehingga sapi tersebut tidak sakit dan dapat menghasilkan daging segar.

Ketiga, diversifikasi produk pertanian dan konsumsi dari karbohidrat (beras dan gandum) ke produk hewani, sayur dan buah-buahan.

"Nah, Kita ingat pada orde baru, kita surplus beras, kita ekspor beras. Tapi dari waktu ke waktu, kita kekurangan beras. Karena itu yang dicanangkan saat ini adalah diversifikasi produk pertanian guna mengganti karbohidrat dengan nutrisi yang lain," terang dia.

Terakhir, mengetahui tingkat kompetitif produksi pertanian dan nilai tambah pengolahan produk pertanian, sehingga dapat mengetahui pendpatan pertanian.

Menurutnya, impor hortikultura paling besar dari Thailand. Karena itu, Indonesia harus berkompetisi. Termasuk buah jambu bangkok, ayam bangkok, durian bangkok.

"Ini yang menjadi tantangan kita. Malah produk kita kalah dengan luar negeri. Produk kita sebenarnya tidak kalah, lebih bagus tastenya, lebih bernutrisi. Jadi, tidak kalah dengan produk luar," tandas Adi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0282 seconds (0.1#10.140)