CT Minta ESDM Selesaikan Masalah Pembatasan BBM

Rabu, 13 Agustus 2014 - 18:40 WIB
CT Minta ESDM Selesaikan...
CT Minta ESDM Selesaikan Masalah Pembatasan BBM
A A A
JAKARTA - Pemerintah bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) belum lama ini mengeluarkan Surat Edaran BPH Migas No 937/07/Ka BPH/2014 tentang pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.

Namun, kebijakan pembatasan tersebut ditentang beberapa pihak, salah satunya pengusaha transportasi umum lantaran adanya pembatasan waktu pembelian solar subsidi di SPBU Jakarta Pusat, serta peniadaan premium di SPBU jalan tol.

Sebab itu, Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) diminta menjadi penengah untuk menyelesaikan kisruh tersebut.

Namun, CT mengatakan bahwa hal tersebut seharusnya diselesaikan oleh pembuat kebijakan, dalam hal ini Kementerian ESDM dan BPH Migas.

"Belum ada surat sama sekali, belum ada permintaan sama sekali dari semua institusi, tidak ada permintaan, idak ada keluhan. Mereka bikin kebijakan kan mereka bikin sendiri, ya harusnya mereka sudah tahu apa yang mereka lakukan," ujar dia di Kantor Kemenko Jakarta, Rabu (13/8/2014).

Namun, dia menegaskan tetap akan mengambil tindakan jika para pengusaha kehilangan akses untuk membeli BBM subsidi. Dia pun meminta para pengusaha transportasi tidak menaikkan harga, karena pada dasarnya kebijakan tersebut hanya pengendalian bukan menghilangkan BBM subsidi.

"Kecuali kalau pembatasan membuat dia tidak bisa mengakses sehingga mengakibatkan harus naik harga. Kan dia sendiri bisa mengakses, apa bedanya. Cuma ini sekarang di Jakpus, ini pun di Jakpus sudah ada dua pom bensin yang boleh beli solar subsidi lagi. Kalau dia enggak bisa ke sini ya ke tempat lain," tutur CT.

Menurutnya, pembatasan BBM subsidi tersebut hanya agar kuota yang ditetapkan dalam APBN 2014 sebesar 46 juta kiloliter (kl) tidak jebol. Sebab itu, tidak ada alasan untuk menaikkan harga, apalagi BBM subsidi masih tetap ada.

"Ya bagaimana aksesnya susah, logikanya. Loh iya, kecuali dia beli di jam tertentu harganya naik. Baru itu, ini kan enggak ada. Jadi hati-hati. Dunia usaha itu prinsipnya mencari keuntungan sebesar-besarnya, itu filosofis dunia usaha dan mencoba mencari kesempatan dalam kesempitan. Saya kan pengusaha. Jadi yang begitu-begitu enggak kena sama saya," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4833 seconds (0.1#10.140)