Minyak Brent Jatuh di Angka Terendah dalam Setahun
A
A
A
LONDON - Harga minyak mentah Brent North Sea jatuh di angka terendah dalam satu tahun karena permintaan melemah, membantu mengimbangi potensi gangguan pasokan yang disebabkan krisis di Ukraina dan Irak.
Brent, yang merupakan patokan minyak Eropa, terjerembab di level USD102,37 per barel, tingkat terendah sejak Juli tahun lalu.
Kontrak untuk pengiriman September, ditarik kembali berdiri di angka USD102,90 per barel dalam penawaran tengah hari di London, turun 12 sen dibandingkan dengan penutupan, Selasa (12/8/2014).
Sementara patokan minyak Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 13 sen menjadi USD97,24 per barel.
Kemarin, Badan Energi Internasional (IEA) memangkas prospek permintaan tahun ini dan tahun depan dengan mengatakan, persediaan minyak saat ini terlihat lebih baik dari dari yang diperkirakan.
"Penurunan harga minyak terutama karena laporan IEA, dengan melunaknya premi risiko terkait konflik di Irak dan Ukraina," ujar Ric Spooner, analis CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Rabu (13/8/2014).
"Ada pemahaman di pasar sekarang, bahwa ada penyangga pasokan yang signifikan di pasar global di tengah kasus gangguan pasokan," lanjutnya.
Harga minyak didukung premi risiko dalam beberapa bulan terakhir, terkait pemberontakan bersenjata di produsen minyak mentah utama Irak dan Ukraina, jalur ekspor energi Rusia ke Eropa.
Spooner menambahkan, investor selanjutnya akan melihat laporan cadangan minyak AS yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat, sebagai petunjuk permintaan di konsumen minyak mentah terbesar tersebut.
Brent, yang merupakan patokan minyak Eropa, terjerembab di level USD102,37 per barel, tingkat terendah sejak Juli tahun lalu.
Kontrak untuk pengiriman September, ditarik kembali berdiri di angka USD102,90 per barel dalam penawaran tengah hari di London, turun 12 sen dibandingkan dengan penutupan, Selasa (12/8/2014).
Sementara patokan minyak Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 13 sen menjadi USD97,24 per barel.
Kemarin, Badan Energi Internasional (IEA) memangkas prospek permintaan tahun ini dan tahun depan dengan mengatakan, persediaan minyak saat ini terlihat lebih baik dari dari yang diperkirakan.
"Penurunan harga minyak terutama karena laporan IEA, dengan melunaknya premi risiko terkait konflik di Irak dan Ukraina," ujar Ric Spooner, analis CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Rabu (13/8/2014).
"Ada pemahaman di pasar sekarang, bahwa ada penyangga pasokan yang signifikan di pasar global di tengah kasus gangguan pasokan," lanjutnya.
Harga minyak didukung premi risiko dalam beberapa bulan terakhir, terkait pemberontakan bersenjata di produsen minyak mentah utama Irak dan Ukraina, jalur ekspor energi Rusia ke Eropa.
Spooner menambahkan, investor selanjutnya akan melihat laporan cadangan minyak AS yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat, sebagai petunjuk permintaan di konsumen minyak mentah terbesar tersebut.
(dmd)