Produksi Batu Bara untuk Domestik Dioptimalkan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akan mengoptimalkan produksi batu bara nasional untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sukhyar menuturkan bahwa pemerintah akan mengoptimalkan pemanfaatan batu bara untuk industri maupun energi listrik dalam negeri guna meningkatkan rasio elektrifikasi nasional yang terus mengalami pertumbuhan.
"Bagaimana mekanisme memasok batu bara ke PLN, pabrik semen, industri dan sebagainya itu baru selebihnya dilakukan ekspor karena batu bara strategis menggantikan posisi minyak," tutur Sukhyar di Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Sukhyar berkomitmen, dalam rangka menambah kapasitas ketenagalistrikan sebesar 5.000 megawatt (mw) dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, pasokan untuk bahan bakar pembangkit listrik dipenuhi dari batu bara. Selain untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), sumber lain seperti air dan sebagainya belum mampu dipenuhi.
"Sebanyak-banyak kita gunakan batu bara untuk listrik. Mungkin sumber lain ada seperti hydro dan lainnya tapi untuk mengejar 5.000 MW per tahun, sulit," ungkapnya.
Kendati penggunaan batu bara dioptimalkan, Sukhyar menyatakan, akan tetap melakukan pengendalian produksi. Pemerintah menentukan batas atas produksi batu bara sebesar 420 juta ton dengan target tahun ini 400 juta ton.
"Kita nggak mau secara besar-besaran produksi batu bara. PKP2B share diproduksi nasional itu bisa 80%, sisanya dari IUP. Generasi I yang besar-besar," kata dia.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sukhyar menuturkan bahwa pemerintah akan mengoptimalkan pemanfaatan batu bara untuk industri maupun energi listrik dalam negeri guna meningkatkan rasio elektrifikasi nasional yang terus mengalami pertumbuhan.
"Bagaimana mekanisme memasok batu bara ke PLN, pabrik semen, industri dan sebagainya itu baru selebihnya dilakukan ekspor karena batu bara strategis menggantikan posisi minyak," tutur Sukhyar di Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Sukhyar berkomitmen, dalam rangka menambah kapasitas ketenagalistrikan sebesar 5.000 megawatt (mw) dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, pasokan untuk bahan bakar pembangkit listrik dipenuhi dari batu bara. Selain untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), sumber lain seperti air dan sebagainya belum mampu dipenuhi.
"Sebanyak-banyak kita gunakan batu bara untuk listrik. Mungkin sumber lain ada seperti hydro dan lainnya tapi untuk mengejar 5.000 MW per tahun, sulit," ungkapnya.
Kendati penggunaan batu bara dioptimalkan, Sukhyar menyatakan, akan tetap melakukan pengendalian produksi. Pemerintah menentukan batas atas produksi batu bara sebesar 420 juta ton dengan target tahun ini 400 juta ton.
"Kita nggak mau secara besar-besaran produksi batu bara. PKP2B share diproduksi nasional itu bisa 80%, sisanya dari IUP. Generasi I yang besar-besar," kata dia.
(rna)