Meski Tertekan Volatilitas Rupiah Tetap Terjaga
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan, rupiah mengalami tekanan depresiasi dengan volatilitas yang tetap terjaga.
"Pada triwulan II-2014, rupiah secara point-to-point melemah 4,18% (qtq) ke level Rp11.855 per dolar AS, sedangkan secara rata-rata rupiah masih mencatat penguatan sebesar 1,76% ke level Rp11.629 per dolar AS," ungkapnya usai RDG bulanan di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Tekanan terhadap rupiah tersebut, lanjut Agus, dipengaruhi oleh permintaan korporasi yang cenderung meningkat sesuai dengan pola musimannya untuk pembayaran Utang Luar Negeri (ULN) dan repatriasi dividen/kupon.
"Selain itu, ada juga faktor sentimen terkait dengan perilaku investor yang menunggu hasil Pemilihan Umum Presiden serta kondisi eksternal, seperti krisis geopolitik Ukraina dan konflik Irak, juga berdampak pada pergerakan rupiah. Pada bulan Juli 2014, rupiah mencatat penguatan, ditopang oleh pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden yang lancar dan aman," ungkap dia.
Untuk rupiah, dijelaskan Agus, secara rata-rata menguat 1,8% (mtm) ke level Rp11.682 per dolar AS atau secara point-to-point menguat 2,4% dan ditutup di level Rp11.578 per dolar AS.
"Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya," tandasnya.
"Pada triwulan II-2014, rupiah secara point-to-point melemah 4,18% (qtq) ke level Rp11.855 per dolar AS, sedangkan secara rata-rata rupiah masih mencatat penguatan sebesar 1,76% ke level Rp11.629 per dolar AS," ungkapnya usai RDG bulanan di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Tekanan terhadap rupiah tersebut, lanjut Agus, dipengaruhi oleh permintaan korporasi yang cenderung meningkat sesuai dengan pola musimannya untuk pembayaran Utang Luar Negeri (ULN) dan repatriasi dividen/kupon.
"Selain itu, ada juga faktor sentimen terkait dengan perilaku investor yang menunggu hasil Pemilihan Umum Presiden serta kondisi eksternal, seperti krisis geopolitik Ukraina dan konflik Irak, juga berdampak pada pergerakan rupiah. Pada bulan Juli 2014, rupiah mencatat penguatan, ditopang oleh pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden yang lancar dan aman," ungkap dia.
Untuk rupiah, dijelaskan Agus, secara rata-rata menguat 1,8% (mtm) ke level Rp11.682 per dolar AS atau secara point-to-point menguat 2,4% dan ditutup di level Rp11.578 per dolar AS.
"Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya," tandasnya.
(gpr)