CT Apresiasi BI yang Meluncurkan Uang Elektronik
Kamis, 14 Agustus 2014 - 20:56 WIB
CT Apresiasi BI yang Meluncurkan Uang Elektronik
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengungkapkan, inisiatif Bank Indonesia (BI) peluncuran uang elektronik atau yang biasa disebut e-money, adalah hal yang sangat baik. Pasalnya, ini akan mengurangi transaksi tunai yang jumlahnya besar.
"Negara kita ini kan ingin menjadi negara yang maju dan sejahtera. Nah, salah satu syarat negara maju adalah ciri-ciri transaksi tunainya makin lama makin kecil. Jadi kalau mau menjadi negara maju, ya memang harus begitu," ujar CT saat launching e-money di Mangga Dua Kamis (14/8/2014).
Di sini, lanjut CT, tugas pemerintah, OJK dan Kementerian Keuangan bertugas untuk lebih meningkatkan bagaimana caranya sosialiasi mengenai e-money ini dan bisa diakses keuangannya ke lembaga bank resmi.
"Transaksi tunai jika dilakukan terus menerus, bisa berimplikasi negatif. Akibatnya tidak tercatat dan kecenderungannya adalah bisa dipakai ke hal-hal negatif dan banyak permasalahan lainnya seperti korupsi dan penipuan," jelas CT yang menjelaskan perbedaan dengan transaksi non tunai.
Lanjut dia, transaksi non tunai justru menghasilkan efisiensi di dalam segala bidang. "Negara kita ini saat sekarang sedang membutuhkan efisiensi untuk bersaing dengan negara lain yang sebentar lagi akan menghadapi MEA," ujarnya.
Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan lembaga keuangan formal baik perbankan maupun non perbankan, pedagang dan diatributor hendaknya memulai untuk melakukan transaksi non tunai agar makin cepat mendorong kemajuan ekonomi Indonesia.
"Oleh karenanya, kita harus berbenah diri agar tidak menjadi pasar saja untuk negara lain," tandasnya.
"Negara kita ini kan ingin menjadi negara yang maju dan sejahtera. Nah, salah satu syarat negara maju adalah ciri-ciri transaksi tunainya makin lama makin kecil. Jadi kalau mau menjadi negara maju, ya memang harus begitu," ujar CT saat launching e-money di Mangga Dua Kamis (14/8/2014).
Di sini, lanjut CT, tugas pemerintah, OJK dan Kementerian Keuangan bertugas untuk lebih meningkatkan bagaimana caranya sosialiasi mengenai e-money ini dan bisa diakses keuangannya ke lembaga bank resmi.
"Transaksi tunai jika dilakukan terus menerus, bisa berimplikasi negatif. Akibatnya tidak tercatat dan kecenderungannya adalah bisa dipakai ke hal-hal negatif dan banyak permasalahan lainnya seperti korupsi dan penipuan," jelas CT yang menjelaskan perbedaan dengan transaksi non tunai.
Lanjut dia, transaksi non tunai justru menghasilkan efisiensi di dalam segala bidang. "Negara kita ini saat sekarang sedang membutuhkan efisiensi untuk bersaing dengan negara lain yang sebentar lagi akan menghadapi MEA," ujarnya.
Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan lembaga keuangan formal baik perbankan maupun non perbankan, pedagang dan diatributor hendaknya memulai untuk melakukan transaksi non tunai agar makin cepat mendorong kemajuan ekonomi Indonesia.
"Oleh karenanya, kita harus berbenah diri agar tidak menjadi pasar saja untuk negara lain," tandasnya.
(gpr)
