Laba Bersih INTA Paruh Pertama Anjlok 69%
A
A
A
JAKARTA - PT Intraco Penta Tbk (INTA) selama paruh pertama tahun ini mencatat laba bersih sebesar Rp8,38 miliar. Perolehan itu anjlok 69,19% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp27,2 miliar.
Laba per saham dasar pada akhir Juni 2014 merosot menjadi Rp4 per lembar dibanding akhir Juni tahun lalu sebesar Rp13 per lembar.
Laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (15/8/2014) menunjukkan bahwa anjloknya laba perusahaan akibat tergerusanya pendapatan usaha sekitar 42,6% menjadi Rp826,65 miliar dibanding semester I/2013 sebesar Rp1,44 triliun.
Pendapatan usaha perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini berasal dari penjualan sebesar Rp564,49 miliar atau turun dari periode enam bulan tahun lalu Rp1,21 triliun, jasa sebesar Rp135,96 miliar atau berkurang dari Rp141,62 miliar dan lain-lain menjadi Rp5,25 miliar dari Rp16 miliar.
Namun, pendapatan dari manufaktur meningkat menjadi Rp5,94 miliar dari Rp5,74 miliar dan pembiayaan naik menjadi Rp115,01 miliar dari Rp74,83 miliar. Turunnya pendapatan usaha seiring dengan berkurangnya beban pokok perusahaan selama paruh pertama tahun ini menjadi Rp632 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp1,15 triliun.
Sementara perseroan berhasil menekan beban penjualan menjadi Rp58,19 miliar dari Rp70,79 miliar, beban keuangan menjadi Rp44,79 miliar dari Rp65,22 miliar, mencatat laba kurs Rp68,26 miliar dari sebelumnya rugi Rp34,11 miliar dan pendapatan bunga meningkat menjadi Rp17,84 miliar dari Rp10,91 miliar.
Sedangkan beban umum dan administrasi tercatat naik menjadi Rp130,8 miliar dari Rp89,52 miliar, bagi hasil minus Rp19,7 miliar dari sebelumnya minus Rp6,42 miliar dan mencatat rugi lain-lain Rp506 juta dari sebelumnya untung Rp2,9 miliar.
Adapun jumlah aset perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini senilai Rp4,69 triliun, dengan total utang Rp4,38 triliun. Jumlah itu berkurang dibanding akhir tahun lalu, di mana aset perusahaan sebesar Rp4,74 triliun dengan total utang Rp4,43 triliun.
Laba per saham dasar pada akhir Juni 2014 merosot menjadi Rp4 per lembar dibanding akhir Juni tahun lalu sebesar Rp13 per lembar.
Laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (15/8/2014) menunjukkan bahwa anjloknya laba perusahaan akibat tergerusanya pendapatan usaha sekitar 42,6% menjadi Rp826,65 miliar dibanding semester I/2013 sebesar Rp1,44 triliun.
Pendapatan usaha perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini berasal dari penjualan sebesar Rp564,49 miliar atau turun dari periode enam bulan tahun lalu Rp1,21 triliun, jasa sebesar Rp135,96 miliar atau berkurang dari Rp141,62 miliar dan lain-lain menjadi Rp5,25 miliar dari Rp16 miliar.
Namun, pendapatan dari manufaktur meningkat menjadi Rp5,94 miliar dari Rp5,74 miliar dan pembiayaan naik menjadi Rp115,01 miliar dari Rp74,83 miliar. Turunnya pendapatan usaha seiring dengan berkurangnya beban pokok perusahaan selama paruh pertama tahun ini menjadi Rp632 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp1,15 triliun.
Sementara perseroan berhasil menekan beban penjualan menjadi Rp58,19 miliar dari Rp70,79 miliar, beban keuangan menjadi Rp44,79 miliar dari Rp65,22 miliar, mencatat laba kurs Rp68,26 miliar dari sebelumnya rugi Rp34,11 miliar dan pendapatan bunga meningkat menjadi Rp17,84 miliar dari Rp10,91 miliar.
Sedangkan beban umum dan administrasi tercatat naik menjadi Rp130,8 miliar dari Rp89,52 miliar, bagi hasil minus Rp19,7 miliar dari sebelumnya minus Rp6,42 miliar dan mencatat rugi lain-lain Rp506 juta dari sebelumnya untung Rp2,9 miliar.
Adapun jumlah aset perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini senilai Rp4,69 triliun, dengan total utang Rp4,38 triliun. Jumlah itu berkurang dibanding akhir tahun lalu, di mana aset perusahaan sebesar Rp4,74 triliun dengan total utang Rp4,43 triliun.
(rna)