Mentan: Petani Kita Itu Miskin Struktural
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian Suswono mengatakan, rakyat Indonesia miskin struktural karena pengelolaan dan pemilikan lahan pertaniannya kecil hanya 0,3 ha. Hal ini sangat kecil dibandingkan dengan negara maju yang luasnya 50 ha per tani.
"Kalau ingin menyejahterakan petani, ya tingkatkan luas lahan garapannya," ujarnya usai pembacaan nota keuangan di Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Hal ini diungkapkannya karena sistem warisan. Dia mengumpamakan, dulu orang tua punya 2 ha tapi anaknya empat, lalu dibagi 4 lahan tersebut.
"Nanti anaknya punya anak lagi, dibagi lagi. Itu yang terjadi sekarang. Artinya akan menjadi sempit, arkhirnya tidak menarik. Padahal komoditas pertanian itu menarik sampai kapanpun yang namanya pangan akan selalu dibutuhkan. Apalagi Agribisnis ini menjanjikan," ujarnya.
Tapi itu tadi, lanjutnya, skala usahanya harus memadai. Sampai kapapun petani tidak akan kaya kalau lahannya kecil. Inilah yang harus diselesaikan oleh pemerintah mendatang. Harus ada keberanian dan gebrakan baru termasuk subsidi pupuk. Kalau tidak sampai ke petani dengan baik coba alihkan subsidinya.
"Tapi tetap buat petani cuma tidak dalam pupuk langsung tapi perbaikan irigasi atau penjaminan harga. Nanti saya akan membuat evaluasi 5 tahun. Akan saya bikin hal-hal apa yang harus dihadapi. Mudah-mudahan menjadi bekal bagi pemerintahan yang baru atau paling tidak bisa mengatasi masalah ini," ujarnya.
"Kalau ingin menyejahterakan petani, ya tingkatkan luas lahan garapannya," ujarnya usai pembacaan nota keuangan di Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Hal ini diungkapkannya karena sistem warisan. Dia mengumpamakan, dulu orang tua punya 2 ha tapi anaknya empat, lalu dibagi 4 lahan tersebut.
"Nanti anaknya punya anak lagi, dibagi lagi. Itu yang terjadi sekarang. Artinya akan menjadi sempit, arkhirnya tidak menarik. Padahal komoditas pertanian itu menarik sampai kapanpun yang namanya pangan akan selalu dibutuhkan. Apalagi Agribisnis ini menjanjikan," ujarnya.
Tapi itu tadi, lanjutnya, skala usahanya harus memadai. Sampai kapapun petani tidak akan kaya kalau lahannya kecil. Inilah yang harus diselesaikan oleh pemerintah mendatang. Harus ada keberanian dan gebrakan baru termasuk subsidi pupuk. Kalau tidak sampai ke petani dengan baik coba alihkan subsidinya.
"Tapi tetap buat petani cuma tidak dalam pupuk langsung tapi perbaikan irigasi atau penjaminan harga. Nanti saya akan membuat evaluasi 5 tahun. Akan saya bikin hal-hal apa yang harus dihadapi. Mudah-mudahan menjadi bekal bagi pemerintahan yang baru atau paling tidak bisa mengatasi masalah ini," ujarnya.
(gpr)