Tiga Calon Dirut Pertamina Versi Pengamat
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan akan mengundurkan diri dari jabatannya per 1 Oktober 2014 mendatang. Orang nomor satu di BUMN minyak dan gas (Migas) ini telah mengajukan surat ke pemerintah dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 13 Agustus 2014 lalu.
Lalu siapa yang kira-kira cocok menggantikan srikandi pertama di Pertamina ini? Berikut nama-nama yang cocok menggantikan Karen versi pengamat.
Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fachmi Radhi berkomentar bahwa mantan Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Emirsyah Satar menjadi salah satu calon unggulannya. Pasalnya, Emirsyah dianggap berhasil membesarkan BUMN aviasi tersebut.
"Kalau Dirut Pertamina harus profesional dan mempunyai ketahanan untuk tekanan politik. Dirut Garuda (Emirsyah Satar) terbukti bisa mebesarkan Garuda. Cocok untuk menggantikan Karen," ucap dia kepada Sindonews, Senin (18/8/2014).
Sementara dari kalangan politisi, lanjutnya, calon yang dirasa cocok adalah anggota DPR RI fraksi PDIP Effendi MS Simbolon, yang juga pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara.
"Kalau dari politik boleh juga tuh ada salah satu orang PDIP yang tepat. Karena bisa juga diambil dari politisi. Effendi MS Simbolon. Dia punya ketahanan dan juga dia seorang politisi," jelas dia.
Sementara Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara melontarkan satu nama dari internal Pertamina, yaitu Muhammad Husen yang merupakan Direktur Hulu Pertamina.
"Yang penting dia independen dari poltiik praktisnya penguasa. Karena penguasa kan akan menempatkan sesuai kepentingan mereka. Kita mau kedepan harus independen dari kepentingan politik, bebas intervensi, serta kemauan kuat untuk majukan energi," tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan akhirnya mengakui bahwa Direktur Utama (Dirut) Pertamina Karen Agustiawan mengundurkan diri dari jabatan yang sudah diempunya selama hampir enam tahun ini.
Karen mundur dari BUMN minyak dan gas (Migas) tersebut mulai efektif tanggal 1 Oktober 2014 mendatang, namun suratnya telah diajukannya dan disetujui oleh Menteri BUMN per tanggal 13 Agustus 2014 lalu.
Lalu siapa yang kira-kira cocok menggantikan srikandi pertama di Pertamina ini? Berikut nama-nama yang cocok menggantikan Karen versi pengamat.
Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fachmi Radhi berkomentar bahwa mantan Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Emirsyah Satar menjadi salah satu calon unggulannya. Pasalnya, Emirsyah dianggap berhasil membesarkan BUMN aviasi tersebut.
"Kalau Dirut Pertamina harus profesional dan mempunyai ketahanan untuk tekanan politik. Dirut Garuda (Emirsyah Satar) terbukti bisa mebesarkan Garuda. Cocok untuk menggantikan Karen," ucap dia kepada Sindonews, Senin (18/8/2014).
Sementara dari kalangan politisi, lanjutnya, calon yang dirasa cocok adalah anggota DPR RI fraksi PDIP Effendi MS Simbolon, yang juga pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara.
"Kalau dari politik boleh juga tuh ada salah satu orang PDIP yang tepat. Karena bisa juga diambil dari politisi. Effendi MS Simbolon. Dia punya ketahanan dan juga dia seorang politisi," jelas dia.
Sementara Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara melontarkan satu nama dari internal Pertamina, yaitu Muhammad Husen yang merupakan Direktur Hulu Pertamina.
"Yang penting dia independen dari poltiik praktisnya penguasa. Karena penguasa kan akan menempatkan sesuai kepentingan mereka. Kita mau kedepan harus independen dari kepentingan politik, bebas intervensi, serta kemauan kuat untuk majukan energi," tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan akhirnya mengakui bahwa Direktur Utama (Dirut) Pertamina Karen Agustiawan mengundurkan diri dari jabatan yang sudah diempunya selama hampir enam tahun ini.
Karen mundur dari BUMN minyak dan gas (Migas) tersebut mulai efektif tanggal 1 Oktober 2014 mendatang, namun suratnya telah diajukannya dan disetujui oleh Menteri BUMN per tanggal 13 Agustus 2014 lalu.
(gpr)