Harga Minyak WTI Naik, Brent Stabil
Selasa, 19 Agustus 2014 - 10:10 WIB

Harga Minyak WTI Naik, Brent Stabil
A
A
A
MELBOURNE - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk kedua kalinya dalam tiga hari, sebelum data pasokan yang menandakan kekuatan permintaan bahan bakar di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia. Sementara minyak mentah brent di London stabil.
Kontrak berjangka (futures) naik sebesar 0,3% di New York. Stok minyak mentah kemungkinan turun 1,75 juta barel menjadi 365.300.000 pekan lalu, sebuah survei Bloomberg News menunjukkan sebelum laporan dari Energy Information Administration besok.
Kemarin, brent merosot ke harga terendah dalam hampir 14 bulan, karena pasukan Kurdi dan Irak kembali menguasai bendungan terbesar Irak.
"Mengingat adanya konsensus pasar, kita akan melihat hasil data besok, saya tidak terkejut melihat harga minyak kembali menguat," kata Michael McCarthy, chief strategist di CMC Markets di Sydney seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/8/2014).
Pihaknya memprediksi investor dapat menjual kontrak West Texas jika harga meningkat menjadi sekitar USD98,50 per barel. "Ini bagian dari beberapa kekhawatiran atas geopolitik yang menekan harga minyak," ujarnya.
WTI untuk pengiriman September, yang berakhir besok, naik 32 sen menjadi USD96,73 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di USD96,65 pada 11:35 waktu Sydney. Kontrak Oktober yang lebih aktif naik 18 sen menjadi USD93,93.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 49% di bawah rata-rata 100 hari. Bulan depan harga turun 1,8%.
Sementara, harga minyak mentah brent untuk pengiriman Oktober sebesar 6 sen lebih tinggi menjadi USD101,66 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah patokan Eropa diperdagangkan dengan premi sebesar USD7,73 untuk WTI pada bulan yang sama.
Persediaan bensin AS menyusut 1,7 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 15 Agustus, menurut estimasi median dalam survei Bloomberg dari delapan analis. Industri yang didanai American Petroleum Institute di Washington dijadwalkan akan merilis data pasokan terpisah hari ini.
Kontrak berjangka (futures) naik sebesar 0,3% di New York. Stok minyak mentah kemungkinan turun 1,75 juta barel menjadi 365.300.000 pekan lalu, sebuah survei Bloomberg News menunjukkan sebelum laporan dari Energy Information Administration besok.
Kemarin, brent merosot ke harga terendah dalam hampir 14 bulan, karena pasukan Kurdi dan Irak kembali menguasai bendungan terbesar Irak.
"Mengingat adanya konsensus pasar, kita akan melihat hasil data besok, saya tidak terkejut melihat harga minyak kembali menguat," kata Michael McCarthy, chief strategist di CMC Markets di Sydney seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/8/2014).
Pihaknya memprediksi investor dapat menjual kontrak West Texas jika harga meningkat menjadi sekitar USD98,50 per barel. "Ini bagian dari beberapa kekhawatiran atas geopolitik yang menekan harga minyak," ujarnya.
WTI untuk pengiriman September, yang berakhir besok, naik 32 sen menjadi USD96,73 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di USD96,65 pada 11:35 waktu Sydney. Kontrak Oktober yang lebih aktif naik 18 sen menjadi USD93,93.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 49% di bawah rata-rata 100 hari. Bulan depan harga turun 1,8%.
Sementara, harga minyak mentah brent untuk pengiriman Oktober sebesar 6 sen lebih tinggi menjadi USD101,66 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah patokan Eropa diperdagangkan dengan premi sebesar USD7,73 untuk WTI pada bulan yang sama.
Persediaan bensin AS menyusut 1,7 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 15 Agustus, menurut estimasi median dalam survei Bloomberg dari delapan analis. Industri yang didanai American Petroleum Institute di Washington dijadwalkan akan merilis data pasokan terpisah hari ini.
(izz)