Minyak WTI dan Brent Naik Jelang Data Pasokan AS
A
A
A
SINGAPURA - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk kedua kalinya dalam tiga hari, menjelang rilis pasokan minyak Amerika Serikat (AS), yang menandakan kekuatan permintaan bahan bakar di konsumen terbesar dunia tersebut. Demikian pula minyak Brent North Sea hari ini terapresiasi.
Berdasarkan survei Bloomberg News, stok minyak mentah kemungkinan turun 1,75 juta barel menjadi 365.300.000 untuk data pekan lalu, yang akan dilaporkan secara resmi oleh Administrasi Informasi Energi (IEA), besok.
Minyak berjangka WTI naik sebanyak 0,6% di New York. Sementara Brent sempat turun ke harga terendah dalam hampir 14 bulan, kemarin, setelah pasukan Kurdi dan Irak kembali menguasai bendungan terbesar di negara tersebut dari militan Negara Islam.
"Mengingat konsensus, pasar kita akan melihat hasil imbang dalam data besok. Saya tidak terkejut melihat bouncing minyak kembali," kata Michael McCarthy, chief strategist di CMC Markets, Sydney, yang memprediksi investor dapat menjual kontrak West Texas jika harga meningkat menjadi sekitar USD98,50 per barel, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (19/8/2014).
WTI untuk pengiriman September, yang berakhir besok, naik sebanyak 55 sen menjadi USD96,96 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange dan berada di angka USD96,93 pada pukul 14.37 waktu Singapura.
Sementara Brent untuk pengiriman Oktober, naik sebanyak 34 sen atau 0,3% ke angka USD101,94 per barel di ICE Futures Europe, London. Patokan Eropa itu diperdagangkan dengan premi sebesar USD7,70 untuk WTI pada bulan yang sama. Penyebaran ditutup di level USD7,85, kemarin.
Berdasarkan survei Bloomberg News, stok minyak mentah kemungkinan turun 1,75 juta barel menjadi 365.300.000 untuk data pekan lalu, yang akan dilaporkan secara resmi oleh Administrasi Informasi Energi (IEA), besok.
Minyak berjangka WTI naik sebanyak 0,6% di New York. Sementara Brent sempat turun ke harga terendah dalam hampir 14 bulan, kemarin, setelah pasukan Kurdi dan Irak kembali menguasai bendungan terbesar di negara tersebut dari militan Negara Islam.
"Mengingat konsensus, pasar kita akan melihat hasil imbang dalam data besok. Saya tidak terkejut melihat bouncing minyak kembali," kata Michael McCarthy, chief strategist di CMC Markets, Sydney, yang memprediksi investor dapat menjual kontrak West Texas jika harga meningkat menjadi sekitar USD98,50 per barel, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (19/8/2014).
WTI untuk pengiriman September, yang berakhir besok, naik sebanyak 55 sen menjadi USD96,96 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange dan berada di angka USD96,93 pada pukul 14.37 waktu Singapura.
Sementara Brent untuk pengiriman Oktober, naik sebanyak 34 sen atau 0,3% ke angka USD101,94 per barel di ICE Futures Europe, London. Patokan Eropa itu diperdagangkan dengan premi sebesar USD7,70 untuk WTI pada bulan yang sama. Penyebaran ditutup di level USD7,85, kemarin.
(dmd)