Bangun Kabel Laut Ini, PLN Hemat Rp270 T

Jum'at, 22 Agustus 2014 - 16:18 WIB
Bangun Kabel Laut Ini, PLN Hemat Rp270 T
Bangun Kabel Laut Ini, PLN Hemat Rp270 T
A A A
JAKARTA - PT PLN (persero) melaporkan pembangunan saluran kabel laut tegangan tinggi (SKLT) Banyuwangi-Gilimanuk sirkuit 3 dan 4 menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) senilai Rp270 triliun.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, empat sirkuit kabel laut itu menyalurkan listrik sebesar 300 megawatt (MW) dari Jawa-Bali. Namun demikian, kabel laut ini masih bisa dimaksimalkan lagi untuk menyalurkan listrik hingga 350 MW.

"Selain perkuat pasokan listrik di sistem Bali. Secara signifikan dapat menurunkan 40% penggunaan BBM di Bali yang semula 84.000 kiloliter per bulan menjadi 53.000 kiloliter per bulan atau setara dengan penghematan senilai Rp270 miliar per bulan," kata Bambang di Jakarta, Jumat (22/8/2014).

Dia menuturkan, seiring bertambahnya pasokan listrik dari Jawa-Bali atas beroperasinya SKLT 3 dan 4, perseroan menghentikan pengoperasian pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Pemaron berkapasitas 125 MW, yang selama ini menggunakan BBM.

"Ini merupakan bentuk nyata dari upaya PLN yang terus mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan BBM untuk kebutuhan pembangkit listrik," ucap Bambang.

Data PLN menyebut, beban puncak listrik di pulau Bali mencapai 734 MW hingga Juli 2014 dan diperkirakan pada akhir 2014 akan naik menjadi 780 MW. Dari total beban tersebut, saat ini Bali mendapatkan pasokan dari Jawa sebesar 300 MW dan akan terus ditingkatkan menjadi 350 MW seiring dengan beroperasinya SKLT sirkuit 3 dan 4.

Dengan demikian, sekitar 40% beban Bali dipasok dari Jawa dan selebihnya dipasok dari pembangkit listrik yang ada di Bali seperti PLTG Gilimanuk, PLTG/PLTD Pesanggaran dan beberapa pembangkit diesel skala kecil. Sedangkan pertumbuhan beban listrik di Bali sekitar 8% per tahun.

"Setelah nanti menyalurkan listrik dari Jawa ke Bali secara maksimal sebesar 350 MW, maka potensi penghematannya mencapai sekitar Rp400 miliar per bulan," ujarnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4722 seconds (0.1#10.140)