Bank DKI Target Jadi Bank Menengah pada 2016
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan, Bank DKI pada 2016 menargetkan dapat menjadi bank pilihan untuk kategori bank kelas menengah.
Hal itu didukung dengan kinerja bank yang membaik dan dukungan modal dari pemegang saham. Tercatat hingga Juni 2014, komposisi dana pihak ketiga (DPK) Bank DKI paling banyak didominasi oleh deposito yang mencapai 46,39% atau Rp10,89 triliun.
“Sementara itu, portofolio giro mengikuti dengan besaran mencapai Rp8,73 triliun atau 37,21% dari total DPK, meningkat 8,22% dari total giro Juni 2013 yang mencapai Rp8,07 triliun,” ujarnya dalam rilisnya, Minggu (24/8/2014) malam.
Terakhir adalah tabungan dengan besaran Rp3,85 triliun atau 16,40% dari total DPK, tumbuh 7,88% dari saldo tabungan per Juni 2013 yang mencapai Rp3,56 triliun.
Eko melanjutkan, pertumbuhan kredit yang lebih signifikan dari pertumbuhan DPK mendorong rasio LDR Bank DKI per Juni 2014 di kisaran 85,65%.
Kendati demikian, Eko menyatakan bahwa Bank DKI tetap menerapkan manajemen kredit yang teliti dan ketat, sehingga pertumbuhan kredit yang signifikan ini juga dibarengi oleh menurunnya rasio kredit bermasalah.
NPL Gross pada Juni 2014 tercatat turun menjadi 2,50% dari posisi 3,61% per Juni 2013. Rasio NPL Nett juga dipangkas menjadi 1,68% per Juni 2014 dari posisi 2,71% per Juni 2013.
Pengelolaan kinerja keuangan yang baik pada akhirnya mendorong peningkatan aset Bank DKI per Juni 2014 mencapai Rp33,48 triliun, atau tumbuh 16,90% jika dibanding periode Juni 2013 yang masih Rp28,64 triliun.
Oleh karena itu, dengan pencapaian kinerja paruh pertama 2014 yang sangat baik ini, Eko optimistis mampu mencapai target laba di akhir 2014 menjadi Rp1 triliun.
“Keyakinan ini terutama dengan adanya dukungan pemegang saham berupa penambahan modal disetor dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp1 triliun, sehingga total modal disetor menjadi Rp2,93 triliun," tutur dia.
Pemprov DKI akan menambah penyertaan modal mulai tahun depan sebesar Rp3 triliun untuk mendukung pertumbuhan Bank DKI. Dengan modal yang distor saat ini Rp2,93 triliun, maka sisnya sekitar Rp560 milliar.
"Maka itu, perlu ditingkatkan modal dasar agar bisa masuk ke BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) 3 dan suntikan modal Rp3 triliun tahun depan,” kata dia.
Rencana Pemprov DKI Jakarta itu akan meningkatkan modal inti bank menjadi Rp7 triliun pada 2015. Adapun posisi CAR Bank DKI per Juni 2014 adalah 18,45%. Dukungan likuiditas yang kuat ini membuat Bank DKI siap bersaing dan semakin kuat di masa datang.
Bank DKI saat ini juga sedang mempersiapkan peluncuran mobile banking & internet banking yang saat ini sedang menanti izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hal itu didukung dengan kinerja bank yang membaik dan dukungan modal dari pemegang saham. Tercatat hingga Juni 2014, komposisi dana pihak ketiga (DPK) Bank DKI paling banyak didominasi oleh deposito yang mencapai 46,39% atau Rp10,89 triliun.
“Sementara itu, portofolio giro mengikuti dengan besaran mencapai Rp8,73 triliun atau 37,21% dari total DPK, meningkat 8,22% dari total giro Juni 2013 yang mencapai Rp8,07 triliun,” ujarnya dalam rilisnya, Minggu (24/8/2014) malam.
Terakhir adalah tabungan dengan besaran Rp3,85 triliun atau 16,40% dari total DPK, tumbuh 7,88% dari saldo tabungan per Juni 2013 yang mencapai Rp3,56 triliun.
Eko melanjutkan, pertumbuhan kredit yang lebih signifikan dari pertumbuhan DPK mendorong rasio LDR Bank DKI per Juni 2014 di kisaran 85,65%.
Kendati demikian, Eko menyatakan bahwa Bank DKI tetap menerapkan manajemen kredit yang teliti dan ketat, sehingga pertumbuhan kredit yang signifikan ini juga dibarengi oleh menurunnya rasio kredit bermasalah.
NPL Gross pada Juni 2014 tercatat turun menjadi 2,50% dari posisi 3,61% per Juni 2013. Rasio NPL Nett juga dipangkas menjadi 1,68% per Juni 2014 dari posisi 2,71% per Juni 2013.
Pengelolaan kinerja keuangan yang baik pada akhirnya mendorong peningkatan aset Bank DKI per Juni 2014 mencapai Rp33,48 triliun, atau tumbuh 16,90% jika dibanding periode Juni 2013 yang masih Rp28,64 triliun.
Oleh karena itu, dengan pencapaian kinerja paruh pertama 2014 yang sangat baik ini, Eko optimistis mampu mencapai target laba di akhir 2014 menjadi Rp1 triliun.
“Keyakinan ini terutama dengan adanya dukungan pemegang saham berupa penambahan modal disetor dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp1 triliun, sehingga total modal disetor menjadi Rp2,93 triliun," tutur dia.
Pemprov DKI akan menambah penyertaan modal mulai tahun depan sebesar Rp3 triliun untuk mendukung pertumbuhan Bank DKI. Dengan modal yang distor saat ini Rp2,93 triliun, maka sisnya sekitar Rp560 milliar.
"Maka itu, perlu ditingkatkan modal dasar agar bisa masuk ke BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) 3 dan suntikan modal Rp3 triliun tahun depan,” kata dia.
Rencana Pemprov DKI Jakarta itu akan meningkatkan modal inti bank menjadi Rp7 triliun pada 2015. Adapun posisi CAR Bank DKI per Juni 2014 adalah 18,45%. Dukungan likuiditas yang kuat ini membuat Bank DKI siap bersaing dan semakin kuat di masa datang.
Bank DKI saat ini juga sedang mempersiapkan peluncuran mobile banking & internet banking yang saat ini sedang menanti izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
(rna)