Pasokan Solar Terlambat Sebabkan Antrean Panjang
A
A
A
MANADO - Akibat terlambatnya pengiriman Bahan Bakar Minyak (BBM) dari depot Pertamina Bitung, membuat beberapa kendaraan harus antre berjam-jam di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Sulawesi Utara (Sulut).
Supervisor SPBU Malalayang Roni Giop mengatakan, hampir sepekan ini pengiriman solar sering terlambat. Di SPBU ini per harinya masuk 8 kiloliter (kl) solar. Dan itu hanya mampu bertahan delapan hingga sembilan jam. Hari ini saja, hingga pukul 14.00 Wita solar belum masuk.
"Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu, yang pasti kekosongan ini kami sudah laporkan ke Pertamina, dan katanya BBM masih diperjalanan. Sementara premium masih lancar terkendali, 32 kl per hari," jelasnya di Manado, Jumat (29/8/2014).
Sejumlah sopir angkutan Damri Dinas Perhubungan (Dishub) dan beberapa mobil angkutan barang ditemui mengantre di SPBU Malalayang, tujuan dari dan ke Manado-Bolaang Mongondou (Bolmong) mengaku, sudah sepekan ini mengantre setiap hari baru mendapatkan solar pada pukul 15.00-16.00 Wita.
"Kami terpaksa mengantre di SPBU ini, pasalnya dekat dari Terminal Induk Malalayang. Jika masuk ke pusat kota, butuh waktu dua hingga tiga jam baru bisa tembus ke beberapa SPBU di pusat kota. Belum lagi antrean yang begitu panjang," jelas Iyan Uku, sopir Damri Manado-Bolmong Timur (Boltim).
Sunan Mokodompit, sopir Damri Bolaang Uki, Bolmong Selatan (Bolsel) mengatakan, jika jatah solar tidak ditambah maka antrean berjam-jam pun pasti akan terjadi seterusnya di SPBU ini.
"Kami sudah sepekan ini mengantre rata-rata tujuh hingga delapan jam per hari. Antre pukul 08.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita, padahal jadwal Damri pukul 14.00 Wita. Saat tiba di terminal, penumpang sudah banyak yang mengeluh," terangnya.
Sementara, sopir lainnya Nior Rebeh mengatakan, seandainya perjalanan ke Bolmong tidak memakan waktu banyak, tidak masalah antre lama. Ke daerah Bolmong dan sekitarnya itu, memakan waktu enam hingga delapan jam.
"Karena pengiriman solar terlambat, terkadang kami hanya berangkat satu kali. Padahal normalnya dua kali," ungkapnya.
Sales Eksekutive BBM Retail PT Pertamina (Persero) Area Manado Arief Rachman mengatakan, keterlambatan pendistribusian BBM bukan hanya dialami SPBU Malayayang. Tapi juga terjadi di beberapa SPBU lainnya di Sulut.
"Hal ini diakibatkan kemacetan di jalan, membuat beberapa armada BBM memakan waktu cukup lama di perjalanan sebelum tembus ke SPBU," katanya.
Armada yang tiba di SPBU, kata dia, tidak merata. Pasalnya, beberapa mobil tangki singah-singgah untuk mendistribusikan BBM. "Tapi masalah ini segera kami carikan jalan keluarnya agar pengiriman tiba tepat waktu. Kami usahakan pekan depan, BBM tersalur secepatnya," ujar dia.
Arief menjelaskan, kouta BBM untuk 46 SPBU di Sulut cukup teratasi. Per hari, solar disuplai antara 250 kl sampai 300 kl. Dengan rincian per SPBU mendapatkan rata-rata jatah 8 kl, ada juga yang 16 kl solar, cuma disesuaikan dengan kondisi SPBU tersebut.
"Jika SPBU itu besar dan padat kendaraan maka diberikan jatah 16 kl (tidak paten), yang pastinya disesuikan kondisi pembagian. Dan mengenai stok, baik premium maupun solar, kami cukup melimpah," ungkapnya.
Supervisor SPBU Malalayang Roni Giop mengatakan, hampir sepekan ini pengiriman solar sering terlambat. Di SPBU ini per harinya masuk 8 kiloliter (kl) solar. Dan itu hanya mampu bertahan delapan hingga sembilan jam. Hari ini saja, hingga pukul 14.00 Wita solar belum masuk.
"Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu, yang pasti kekosongan ini kami sudah laporkan ke Pertamina, dan katanya BBM masih diperjalanan. Sementara premium masih lancar terkendali, 32 kl per hari," jelasnya di Manado, Jumat (29/8/2014).
Sejumlah sopir angkutan Damri Dinas Perhubungan (Dishub) dan beberapa mobil angkutan barang ditemui mengantre di SPBU Malalayang, tujuan dari dan ke Manado-Bolaang Mongondou (Bolmong) mengaku, sudah sepekan ini mengantre setiap hari baru mendapatkan solar pada pukul 15.00-16.00 Wita.
"Kami terpaksa mengantre di SPBU ini, pasalnya dekat dari Terminal Induk Malalayang. Jika masuk ke pusat kota, butuh waktu dua hingga tiga jam baru bisa tembus ke beberapa SPBU di pusat kota. Belum lagi antrean yang begitu panjang," jelas Iyan Uku, sopir Damri Manado-Bolmong Timur (Boltim).
Sunan Mokodompit, sopir Damri Bolaang Uki, Bolmong Selatan (Bolsel) mengatakan, jika jatah solar tidak ditambah maka antrean berjam-jam pun pasti akan terjadi seterusnya di SPBU ini.
"Kami sudah sepekan ini mengantre rata-rata tujuh hingga delapan jam per hari. Antre pukul 08.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita, padahal jadwal Damri pukul 14.00 Wita. Saat tiba di terminal, penumpang sudah banyak yang mengeluh," terangnya.
Sementara, sopir lainnya Nior Rebeh mengatakan, seandainya perjalanan ke Bolmong tidak memakan waktu banyak, tidak masalah antre lama. Ke daerah Bolmong dan sekitarnya itu, memakan waktu enam hingga delapan jam.
"Karena pengiriman solar terlambat, terkadang kami hanya berangkat satu kali. Padahal normalnya dua kali," ungkapnya.
Sales Eksekutive BBM Retail PT Pertamina (Persero) Area Manado Arief Rachman mengatakan, keterlambatan pendistribusian BBM bukan hanya dialami SPBU Malayayang. Tapi juga terjadi di beberapa SPBU lainnya di Sulut.
"Hal ini diakibatkan kemacetan di jalan, membuat beberapa armada BBM memakan waktu cukup lama di perjalanan sebelum tembus ke SPBU," katanya.
Armada yang tiba di SPBU, kata dia, tidak merata. Pasalnya, beberapa mobil tangki singah-singgah untuk mendistribusikan BBM. "Tapi masalah ini segera kami carikan jalan keluarnya agar pengiriman tiba tepat waktu. Kami usahakan pekan depan, BBM tersalur secepatnya," ujar dia.
Arief menjelaskan, kouta BBM untuk 46 SPBU di Sulut cukup teratasi. Per hari, solar disuplai antara 250 kl sampai 300 kl. Dengan rincian per SPBU mendapatkan rata-rata jatah 8 kl, ada juga yang 16 kl solar, cuma disesuaikan dengan kondisi SPBU tersebut.
"Jika SPBU itu besar dan padat kendaraan maka diberikan jatah 16 kl (tidak paten), yang pastinya disesuikan kondisi pembagian. Dan mengenai stok, baik premium maupun solar, kami cukup melimpah," ungkapnya.
(izz)