Lima Risiko Investasi Bitcoin
A
A
A
ANDA tentu pernah mendengar mata uang virtual Bitcoin. Ya, mata uang digital ini sukses sebagai investasi keuangan di dunia maya. Jenis mata uang tanpa bank sentral nyata tersebut membuat banyak orang penasaran dan tertarik untuk mencoba menginvestasikan dananya di internet.
Namun, Anda harus tahu seberapa besar keuntungan atau manfaat yang diperoleh, dengan risiko yang mungkin dapat menimpa Anda dalam bisnis ini. Dilansir dari Top Tips News, berikut lima risiko yang harus Anda ketahui sebelum berinvestasi di Bitcoin.
1. Uang tidak aman
Uang virtual Bitcoin adalah mata uang internasional yang unik, dapat menjadi investasi lebih menguntungkan dalam kasus jika terjadi pelemahan ekonomi besar. Pertukaran mata uang dilakukan diam-diam antara individu, tanpa kebutuhan untuk membayar biaya, pajak dan PPN.
Namun, modal tidak dijamin karena mata uang virtual tidak dikeluarkan oleh bank sentral. Tidak seperti investasi tetap, di mana setiap jumlah yang disimpan biasanya dijamin oleh negara. Tidak heran bila investor di Bitcoin dapat kehilangan uang setiap saat.
2. Mata uang tidak stabil
Seperti dijelaskan di atas, Bitcoin tidak diatur oleh bank sentral. Investor mungkin menghadapi ketidakstabilan ekstrem. Ada risiko yang dapat menimbulkan bahaya cukup besar untuk seluruh investasi.
Kita tidak bisa secara akurat memperkirakan harga Bitcoin dari tahun ke tahun. Karena uang berada di internet. Investor dapat meraih atau kehilangan uang setengah dari modal yang diinvestasikan hanya beberapa jam. Krisis ekonomi Bitcoin pertama adalah pada 2013, yang naik menjadi lebih dari USD266, kemudian turun menjadi USD125 pada akhir tahun.
3. Cybercrime
Virtual di Bitcoin juga dapat diterjemahkan sebagai ancaman bagi investor. Investasi yang diwujudkan melalui nomor virtual menjadi mangsa mudah bagi penjahat dunia maya atau cybercrime. Sebagai contoh, pasar terbesar di Jepang Bitcoin MtGox telah di-hack oleh "cybermalfrats" pada tahun-tahun terakhir. Sejak saat itu, perusahaan telah kehilangan sekitar 750.000 Bitcoin.
4. Pengunaan terbatas
Ada beberapa situs komersial yang menerima Bitcoin sebagai pembayaran. Setiap saat, investor dapat menghabiskan Bitcoins secara online, terutama dengan untuk game virtual, seperti poker online dan slot mesin. Namun, mata uang ini tidak bisa digunakan dalam hal nyata, seperti membeli mobil atau pakaian. Ini karena dealer dan pemilik toko jarang percaya Bitcoin sebagai metode pembayaran.
5. Bahaya bagi negara
Menurut ekonom, investasi di Bitcoin adalah desentralisasi, dan bahkan dapat membahayakan tingkat demokratis serta fiskal. Pertukaran bebas tanpa biaya atau pajak dapat dikonversi menjadi fluktuasi besar.
Bagi beberapa negara, sistem pajak didasarkan pada konsumsi dan pendapatan dari populasi melalui pengumpulan pajak dan PPN. Karena itu, sirkulasi mata uang virtual Bitcoin akan mengganggu arus kas dan pendapatan warga. Hal ini juga dapat mengganggu pungutan pajak yang diperlukan untuk dana negara secara keseluruhan.
(Baca: Kiat Sukses Menjalankan Bisnis di Rumah)
Namun, Anda harus tahu seberapa besar keuntungan atau manfaat yang diperoleh, dengan risiko yang mungkin dapat menimpa Anda dalam bisnis ini. Dilansir dari Top Tips News, berikut lima risiko yang harus Anda ketahui sebelum berinvestasi di Bitcoin.
1. Uang tidak aman
Uang virtual Bitcoin adalah mata uang internasional yang unik, dapat menjadi investasi lebih menguntungkan dalam kasus jika terjadi pelemahan ekonomi besar. Pertukaran mata uang dilakukan diam-diam antara individu, tanpa kebutuhan untuk membayar biaya, pajak dan PPN.
Namun, modal tidak dijamin karena mata uang virtual tidak dikeluarkan oleh bank sentral. Tidak seperti investasi tetap, di mana setiap jumlah yang disimpan biasanya dijamin oleh negara. Tidak heran bila investor di Bitcoin dapat kehilangan uang setiap saat.
2. Mata uang tidak stabil
Seperti dijelaskan di atas, Bitcoin tidak diatur oleh bank sentral. Investor mungkin menghadapi ketidakstabilan ekstrem. Ada risiko yang dapat menimbulkan bahaya cukup besar untuk seluruh investasi.
Kita tidak bisa secara akurat memperkirakan harga Bitcoin dari tahun ke tahun. Karena uang berada di internet. Investor dapat meraih atau kehilangan uang setengah dari modal yang diinvestasikan hanya beberapa jam. Krisis ekonomi Bitcoin pertama adalah pada 2013, yang naik menjadi lebih dari USD266, kemudian turun menjadi USD125 pada akhir tahun.
3. Cybercrime
Virtual di Bitcoin juga dapat diterjemahkan sebagai ancaman bagi investor. Investasi yang diwujudkan melalui nomor virtual menjadi mangsa mudah bagi penjahat dunia maya atau cybercrime. Sebagai contoh, pasar terbesar di Jepang Bitcoin MtGox telah di-hack oleh "cybermalfrats" pada tahun-tahun terakhir. Sejak saat itu, perusahaan telah kehilangan sekitar 750.000 Bitcoin.
4. Pengunaan terbatas
Ada beberapa situs komersial yang menerima Bitcoin sebagai pembayaran. Setiap saat, investor dapat menghabiskan Bitcoins secara online, terutama dengan untuk game virtual, seperti poker online dan slot mesin. Namun, mata uang ini tidak bisa digunakan dalam hal nyata, seperti membeli mobil atau pakaian. Ini karena dealer dan pemilik toko jarang percaya Bitcoin sebagai metode pembayaran.
5. Bahaya bagi negara
Menurut ekonom, investasi di Bitcoin adalah desentralisasi, dan bahkan dapat membahayakan tingkat demokratis serta fiskal. Pertukaran bebas tanpa biaya atau pajak dapat dikonversi menjadi fluktuasi besar.
Bagi beberapa negara, sistem pajak didasarkan pada konsumsi dan pendapatan dari populasi melalui pengumpulan pajak dan PPN. Karena itu, sirkulasi mata uang virtual Bitcoin akan mengganggu arus kas dan pendapatan warga. Hal ini juga dapat mengganggu pungutan pajak yang diperlukan untuk dana negara secara keseluruhan.
(Baca: Kiat Sukses Menjalankan Bisnis di Rumah)
(dmd)