Chatib: Pertumbuhan Ekonomi RI 2015 Dibayangi AS
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, pemerintah mendatang perlu mengantisipasi beberapa kondisi ekonomi global, seperti membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan perlambatan ekonomi China.
"AS tumbuh 4,2% tahun depan, dan mungkin ini tertinggi dalam enam tahun terakhir. Kemudian pertumbuhan penciptaan lapangan kerjanya sudah di atas 200 ribu," ujarnya di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Rabu (3/9/2014).
Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini mengatakan, beberapa peristiwa ini bukan tidak mungkin menyebabkan normalisasi kebijakan moneter akan lebih cepat.
"Tingkat bunga juga akan alami peningkatan, dan jadikan tekanan dalam pasar uang di seluruh emerging market termasuk Indonesia," terang dia.
Chatib mengatakan, kondisi ini akan mengakibatkan likuiditas semakin ketat. Dan akan berpengaruh kepada kebijakan moneter emerging market di Indonesia.
"Tiongkok (China) mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang jadikan harga komoditas menurun, ini akan membuat pressure kita tidak mudah di 2015," jelasnya.
Seperti diketahui, asumsi makro yang ditetapkan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2015, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 sebesar 5,6%.
"AS tumbuh 4,2% tahun depan, dan mungkin ini tertinggi dalam enam tahun terakhir. Kemudian pertumbuhan penciptaan lapangan kerjanya sudah di atas 200 ribu," ujarnya di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Rabu (3/9/2014).
Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini mengatakan, beberapa peristiwa ini bukan tidak mungkin menyebabkan normalisasi kebijakan moneter akan lebih cepat.
"Tingkat bunga juga akan alami peningkatan, dan jadikan tekanan dalam pasar uang di seluruh emerging market termasuk Indonesia," terang dia.
Chatib mengatakan, kondisi ini akan mengakibatkan likuiditas semakin ketat. Dan akan berpengaruh kepada kebijakan moneter emerging market di Indonesia.
"Tiongkok (China) mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang jadikan harga komoditas menurun, ini akan membuat pressure kita tidak mudah di 2015," jelasnya.
Seperti diketahui, asumsi makro yang ditetapkan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2015, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 sebesar 5,6%.
(izz)