Kebutuhan BBM RI 2,2 Juta Barel/Hari di 2020
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan, pada 2020 kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) mencapai 2,2 juta barel per hari.
Wakil Menteri (Wamen) ESDM Susilo Siswoutomo mengungkapkan, saat ini Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap BBM sudah mencapai 1,4 juta barel per hari.
Sementara, asupan dari impor sekitar 350 ribu barel per hari. Karena itu, bukan tidak mungkin pada 2020 Indonesia akan ketergantungan impor BBM.
"Pada 2020 kita akan impor 2,2 juta barel per hari. Ini harus beli dan duitnya dari mana jika kita tidak bisa berhemat. Makanya kita harus fokus menangani ini," ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (4/9/2014).
Susilo juga berharap, PT PLN (Persero) tidak lagi bergantung pada BBM, dan mencari alternatif energi terbarukan. Salah satu penyebab menipisnya cadangan minyak Indonesia lantaran kebutuhan BBM untuk PLN yang besar.
"PLN jangan pakai BBM lagi, mereka itu harus ganti dengan gas, supaya enggak impor terus minyak kita ke depannya. Ini tantangan yang harus kita lakukan," katanya.
Dia menuturkan, tahun depan kebutuhan BBM diperkirakan tumbuh 8%, dan akan bertambah hingga 120 barel per hari.
"Pada 2016 nambah lagi, akan terus bertambah tahun demi tahun. Jadi, bisa dihitung pada 2020 kalau kita tidak melakukan sesuatu kebutuhan BBM kita bisa mencapai 2,2 juta barel per hari," jelas Susilo.
Jika tidak ada penemuan cadangan minyak baru, maka produksi minyak nasional hanya mencapai 600 ribu barel per hari. Sementara saat ini, produksinya mencapai 820 ribu barel per hari.
"Tiap hari, Pertamina harus impor crude 350 ribu barel minyak per hari setara dengan USD37 juta per hari, itu jika kebutuhan kita 1 juta per hari," pungkas dia.
Wakil Menteri (Wamen) ESDM Susilo Siswoutomo mengungkapkan, saat ini Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap BBM sudah mencapai 1,4 juta barel per hari.
Sementara, asupan dari impor sekitar 350 ribu barel per hari. Karena itu, bukan tidak mungkin pada 2020 Indonesia akan ketergantungan impor BBM.
"Pada 2020 kita akan impor 2,2 juta barel per hari. Ini harus beli dan duitnya dari mana jika kita tidak bisa berhemat. Makanya kita harus fokus menangani ini," ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (4/9/2014).
Susilo juga berharap, PT PLN (Persero) tidak lagi bergantung pada BBM, dan mencari alternatif energi terbarukan. Salah satu penyebab menipisnya cadangan minyak Indonesia lantaran kebutuhan BBM untuk PLN yang besar.
"PLN jangan pakai BBM lagi, mereka itu harus ganti dengan gas, supaya enggak impor terus minyak kita ke depannya. Ini tantangan yang harus kita lakukan," katanya.
Dia menuturkan, tahun depan kebutuhan BBM diperkirakan tumbuh 8%, dan akan bertambah hingga 120 barel per hari.
"Pada 2016 nambah lagi, akan terus bertambah tahun demi tahun. Jadi, bisa dihitung pada 2020 kalau kita tidak melakukan sesuatu kebutuhan BBM kita bisa mencapai 2,2 juta barel per hari," jelas Susilo.
Jika tidak ada penemuan cadangan minyak baru, maka produksi minyak nasional hanya mencapai 600 ribu barel per hari. Sementara saat ini, produksinya mencapai 820 ribu barel per hari.
"Tiap hari, Pertamina harus impor crude 350 ribu barel minyak per hari setara dengan USD37 juta per hari, itu jika kebutuhan kita 1 juta per hari," pungkas dia.
(izz)