IHSG Berpotensi Melanjutkan Koreksi
A
A
A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini berpotensi melanjutkan koreksi. Namun, koreksi yang terjadi bisa berkurang jika didukung sentimen positif di pasar.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, IHSG membentuk pola hanging man di bawah upper bollinger band (UBB). MACD gagal mencoba membentuk golden cross dengan histogram negatif yang kembali memanjang. RSI, Stochastic, dan William’s %R gagal melanjutkan pergerakan naik.
Kemarin laju IHSG sempat gagal bertahan di target support 5.200-5.215 dan juga tidak bertahan lama di target resisten 5.230-5.245. Aksi jual yang terjadi telah menutup utang gap 5.201-5.206, namun belum ada jaminan setelah ditutup akan kembali naik karena masih terdapat potensi pelemahan lanjutan.
“Peluang ini bisa saja berkurang jika sentimen yang ada mampu memberikan kondisi positif pada pelaku pasar. Untuk itu, tetap mencermati dan mengantisipasi bila terdapat perubahan arah pasar dan adanya profit taking,“ kata dia, Jumat (5/9/2014).
Dia memprediksi, IHSG hari ini akan berada pada rentang support 5.175-5.188 dan resisten 5.226-5.235.
IHSG sebelumnya ditutup terhempas ke zona merah. Bahkan sempat terlempar dari area 5200-an. Sentimen positif pada pasar komoditas yang sempat membuat saham-saham pertambangan berterbangan yang juga diikuti oleh beberapa saham-saham infrastruktur dan menguatnya rupiah belum cukup mampu menahan laju IHSG untuk tidak berbalik negatif karena juga diiringi pelemahan pada mayoritas sektor lainnya.
Begitu pun dengan adanya crossing pada beberapa saham, antara lain PT Hanson International Tbk (MYRX) sebesar Rp346,74 miliar, PT Sugih Energy Tbk (SUGI) senilai Rp130,15 miliar, PT Link Net Tbk (LINK) mencapai Rp118,58 miliar, dan lainnya yang mencatatkan kenaikan juga masih kalah oleh serbuan aksi jual.
Sepanjang perdagangan Kamis (4/9/2014), IHSG menyentuh level tertinggi 5.232,66 di jelang akhir sesi 1 dan menyentuh level terendah 5.195,40 jelang akhir sesi 2 dan berakhir di level 5.205,32.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, IHSG membentuk pola hanging man di bawah upper bollinger band (UBB). MACD gagal mencoba membentuk golden cross dengan histogram negatif yang kembali memanjang. RSI, Stochastic, dan William’s %R gagal melanjutkan pergerakan naik.
Kemarin laju IHSG sempat gagal bertahan di target support 5.200-5.215 dan juga tidak bertahan lama di target resisten 5.230-5.245. Aksi jual yang terjadi telah menutup utang gap 5.201-5.206, namun belum ada jaminan setelah ditutup akan kembali naik karena masih terdapat potensi pelemahan lanjutan.
“Peluang ini bisa saja berkurang jika sentimen yang ada mampu memberikan kondisi positif pada pelaku pasar. Untuk itu, tetap mencermati dan mengantisipasi bila terdapat perubahan arah pasar dan adanya profit taking,“ kata dia, Jumat (5/9/2014).
Dia memprediksi, IHSG hari ini akan berada pada rentang support 5.175-5.188 dan resisten 5.226-5.235.
IHSG sebelumnya ditutup terhempas ke zona merah. Bahkan sempat terlempar dari area 5200-an. Sentimen positif pada pasar komoditas yang sempat membuat saham-saham pertambangan berterbangan yang juga diikuti oleh beberapa saham-saham infrastruktur dan menguatnya rupiah belum cukup mampu menahan laju IHSG untuk tidak berbalik negatif karena juga diiringi pelemahan pada mayoritas sektor lainnya.
Begitu pun dengan adanya crossing pada beberapa saham, antara lain PT Hanson International Tbk (MYRX) sebesar Rp346,74 miliar, PT Sugih Energy Tbk (SUGI) senilai Rp130,15 miliar, PT Link Net Tbk (LINK) mencapai Rp118,58 miliar, dan lainnya yang mencatatkan kenaikan juga masih kalah oleh serbuan aksi jual.
Sepanjang perdagangan Kamis (4/9/2014), IHSG menyentuh level tertinggi 5.232,66 di jelang akhir sesi 1 dan menyentuh level terendah 5.195,40 jelang akhir sesi 2 dan berakhir di level 5.205,32.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
(rna)