IFC Pinjami Panca Amara Utama Rp5,9 T

Jum'at, 05 September 2014 - 19:07 WIB
IFC Pinjami Panca Amara Utama Rp5,9 T
IFC Pinjami Panca Amara Utama Rp5,9 T
A A A
JAKARTA - International Finance Corporation (IFC) anggota Grup Bank Dunia, bersama PT Panca Amara Utama hari ini menandatangani perjanjian sindikasi atas pinjaman dana jangka panjang sebesar USD509 juta atau setara Rp5,9 triliun untuk pembangunan pabrik amoniak PT Panca Amara Utama di Provinsi Sulawesi Tengah.

Perjanjian ini merupakan bentuk dukungan terhadap sektor manufaktur Indonesia dan upaya untuk meningkatkan lapangan kerja di Indonesia.

Pembangunan pabrik baru dengan total biaya senilai USD800 juta dengan kapasitas produksi mencapai 700,000 Metric Ton per tahun ini merupakan bagian dari rencana pemerintah Indonesia dalam rangka memprioritaskan pembangunan manufaktur lokal dalam mengolah sumber daya alam menjadi produk industri.

Pabrik ini diharapkan dapat mulai beroperasi pada akhir 2016 dan menciptakan lebih dari 1.600 lapangan kerja langsung maupun tidaklangsung di sekitar Kabupaten Banggai yang terletak di ujung timur Sulawesi Tengah.

Sindikasi ini dipimpin oleh IFC dan melibatkan tujuh lembaga keuangan internasional yang meliputi ANZ, HSBC, Korea Development Bank, OCBC, SMBC, Standard Chartered, dan UOB. IFC juga berpartisipasi memperkuat modal PT Panca Amara Utama, anak usaha PT Surya Esa Perkasa Tbk (SEP) dalam bentuk pinjamansubordinasi. Perjanjian ini merupakan pendanaan proyek greenfield terbesar dari IFC bagi Asia selama sepuluh tahun terakhir.

“Kami sangat menghargai kepercayaan yang ditunjukkan oleh IFC dan tujuh lembaga keuangan internasional terhadap Panca Amara Utama. Kami percaya pendanaan ini akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar dari jangkauan Panca Amara Utama,” ujar Direktur PT Panca Amara Utama Vinod Laroya dalam siaran pers, Jumat (5/9/2014).

Sebagai perusahaan swasta Indonesia yang berhasil memperoleh kualifikasi dan prasyarat pinjaman pembangunan berkelanjutan dari IFC, Panca Amara Utama membuktikan komitmennya dalam menyeimbangkan keuntungan, pemberdayaan manusia, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Sementara itu, Country Manager IFC Sarvesh Suri mengatakan, bahwa pinjaman kepada PT Panca Amara Utama ini menunjukkan keinginan investor asing untuk mendukung sektor manufaktur Indonesia.

Dia mengungkap, modal internasional pada umumnya memilih untuk mengembangkan proyek di wilayah-wilayah berkembang di Indonesia Bagian Barat, tetapi lokasi pabrik di Indonesia Bagian Timur ini akan membantu menarik investasi-investasi lain di Indonesia Bagian Timur pada masa mendatang.

“Kami percaya pada kekuatan ekonomi Indonesia dan peran sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Suri.

Menurut dia, pembangunan pabrik amoniak ini akan menambah nilai pada sektor hulu maupun hilir dari industri gas bumi.

Produksi amoniak PT Panca Amara Utama ditargetkan dapat memenuhi permintaan internasional maupun Indonesia seiring dengan ekspansi pasar domestik yang berkelanjutan sebagai hasil dari industri pupuk yang terus berkembang.

PT Panca Amara Utama akan memperoleh gas bumi dari lapangan gas Senoro -Toili, yang akan dikelola oleh kerjasama operasi antara PT Medco Energi, PT Pertamina Hulu Energi dan Mitsubishi Corporation/KOGAS. Perusahaan berhak mendapatkan alokasi gas bumi sebanyak 55 MMSCFD.

“Proyek ini merupakan portfolio kedua PT Surya Eka Perkasa dalam sektor manufaktur gas hilir, setelah Surya Eka Perkasa mendirikan kilang LPG di Palembang tahun 2007,” ungkap dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3350 seconds (0.1#10.140)