IHSG Terkerek 80,47 Poin Sepekan Ini
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini terkerek 80,47 poin atau 1,57%. Kenaikan tersebut lebih tinggi dari pekan sebelumnya, yang terkoreksi 62,03 poin atau 1,19%.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, indeks utama bergerak di zona hijau dengan kenaikan terbesar pada indeks IDX30, yang naik 2,08%, diikuti indeks LQ45 menguat 2,0%, dan JII terangkat 1,69%.
"Begitupun dengan indeks sektoral yang juga mayoritas mengalami penguatan, kecuali indeks properti yang turun 2,0 poin atau 0,42%)," kata dia, Minggu (7/9/2014).
Sementara penguatan terbesar terjadi pada indeks infrastruktur, yang melonjak 2,61%, diikuti indeks keuangan melesat 2,41%, dan indeks pertambangan positif 1,86%.
Reza menjelaskan, adanya sedikit sentimen positif, terutama dari rilis data-data makroekonomi Indonesia membuat IHSG mampu berbalik positif.
Sempat menghijaunya sejumlah laju bursa saham Asia yang terimbas positifnya laju bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa dengan penilaian akan adanya dukungan bank sentralnya untuk memacu ekonominya memberikan sentimen positif bagi IHSG.
Jelang akhir pekan, IHSG sempat terlempar dari area 5200-an, di mana sentimen positif pada pasar komoditas yang sempat membuat saham-saham pertambangan berterbangan.
Hal itu juga diikuti oleh beberapa saham-saham infrastruktur dan menguatnya rupiah belum cukup mampu menahan laju IHSG untuk tidak berbalik negatif karena juga diiringi pelemahan pada mayoritas sektor lainnya.
Begitu pun dengan adanya crossing pada beberapa saham dan yang mencatatkan kenaikan juga masih kalah oleh serbuan aksi jual.
Tetapi, laju IHSG mampu berbalik positif di akhir pekan. Pada Jumat (5/9/2014), IHSG berakhir menguat 12,01 poin atau 0,23% ke level 5.217,34. (Baca: IHSG Mengakhiri Pekan Menguat 12 Poin ke 5.217)
Sepanjang pekan ini, asing masih mencatatkan nett buy Rp830,31 miliar atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang nett sell senilai Rp661,99 miliar.
"Jika dihitung sejak awal tahun (YTD) maka sampai dengan pekan ini, posisi asing tercatat nett buy Rp56,53 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya yang tercatat Rp55,69 triliun," tutur dia.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, indeks utama bergerak di zona hijau dengan kenaikan terbesar pada indeks IDX30, yang naik 2,08%, diikuti indeks LQ45 menguat 2,0%, dan JII terangkat 1,69%.
"Begitupun dengan indeks sektoral yang juga mayoritas mengalami penguatan, kecuali indeks properti yang turun 2,0 poin atau 0,42%)," kata dia, Minggu (7/9/2014).
Sementara penguatan terbesar terjadi pada indeks infrastruktur, yang melonjak 2,61%, diikuti indeks keuangan melesat 2,41%, dan indeks pertambangan positif 1,86%.
Reza menjelaskan, adanya sedikit sentimen positif, terutama dari rilis data-data makroekonomi Indonesia membuat IHSG mampu berbalik positif.
Sempat menghijaunya sejumlah laju bursa saham Asia yang terimbas positifnya laju bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa dengan penilaian akan adanya dukungan bank sentralnya untuk memacu ekonominya memberikan sentimen positif bagi IHSG.
Jelang akhir pekan, IHSG sempat terlempar dari area 5200-an, di mana sentimen positif pada pasar komoditas yang sempat membuat saham-saham pertambangan berterbangan.
Hal itu juga diikuti oleh beberapa saham-saham infrastruktur dan menguatnya rupiah belum cukup mampu menahan laju IHSG untuk tidak berbalik negatif karena juga diiringi pelemahan pada mayoritas sektor lainnya.
Begitu pun dengan adanya crossing pada beberapa saham dan yang mencatatkan kenaikan juga masih kalah oleh serbuan aksi jual.
Tetapi, laju IHSG mampu berbalik positif di akhir pekan. Pada Jumat (5/9/2014), IHSG berakhir menguat 12,01 poin atau 0,23% ke level 5.217,34. (Baca: IHSG Mengakhiri Pekan Menguat 12 Poin ke 5.217)
Sepanjang pekan ini, asing masih mencatatkan nett buy Rp830,31 miliar atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang nett sell senilai Rp661,99 miliar.
"Jika dihitung sejak awal tahun (YTD) maka sampai dengan pekan ini, posisi asing tercatat nett buy Rp56,53 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya yang tercatat Rp55,69 triliun," tutur dia.
(rna)