Kenaikan Elpiji 12 Kg Dorong Kelangkaan Elpiji 3 Kg
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Energi dari ReforMiners Institute Komaidi Notonegoro meminta pemerintah dan Pertamina serius mengantisipasi dampak yang timbul akibat kenaikan harga elpiji 12 kg.
Kenaikan tersebut akan berakibat terjadi disparitas harga dengan elpiji 3 kg yang semakin jauh. Harga elpiji 3 kg yang hanya sekitar Rp4.000 per kg, maka selisihnya akan seamkin lebar.
Selain itu, modus penyelahgunaan yakni terjadinya pengoplosan elpji 3 kg yang notabene lebih murah akan dipindahkan ke elpiji 12 kg.
Tidak hanya itu, penyalahgunaan lainnya yakni pengguna elpiji 12 kg akan berbondong-bondong migrasi ke elpiji 3 kg. Padahal, diketahui elpiji 3 kg dikhusukan bagi penggunan yang tidak mampu.
"Akibatnya akan terjadi kelangkaan elpiji 3 kg. Ini yang harus benar-benar diantisipasi Pertamina, pemerintah, pemerintah daerah dan aparat kepolisian," ujar dia di Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Di samping itu, pemerintah harus mampu mengelola dampak inflasi pasca kenaikan harga elpiji 12 kg, meski besaran dampak inflasi relatif kecil. Namun, Komaidi mendukung penuh kenaikan harga elpiji 12 kg yang dilakukan Pertamina.
Bahkan dia mendukung kenaikan harga elpiji 12 secara bertahap hingga mencapai harga keekonomian, karena barang tersebut merupakan barang non subsidi.
"Kenaikan harga Rp1.500 per kg cukup moderat. Harga memang tidak bisa langsung mendekati keekonomian namun mesti bertahap," tutup Komaidi.
Kenaikan tersebut akan berakibat terjadi disparitas harga dengan elpiji 3 kg yang semakin jauh. Harga elpiji 3 kg yang hanya sekitar Rp4.000 per kg, maka selisihnya akan seamkin lebar.
Selain itu, modus penyelahgunaan yakni terjadinya pengoplosan elpji 3 kg yang notabene lebih murah akan dipindahkan ke elpiji 12 kg.
Tidak hanya itu, penyalahgunaan lainnya yakni pengguna elpiji 12 kg akan berbondong-bondong migrasi ke elpiji 3 kg. Padahal, diketahui elpiji 3 kg dikhusukan bagi penggunan yang tidak mampu.
"Akibatnya akan terjadi kelangkaan elpiji 3 kg. Ini yang harus benar-benar diantisipasi Pertamina, pemerintah, pemerintah daerah dan aparat kepolisian," ujar dia di Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Di samping itu, pemerintah harus mampu mengelola dampak inflasi pasca kenaikan harga elpiji 12 kg, meski besaran dampak inflasi relatif kecil. Namun, Komaidi mendukung penuh kenaikan harga elpiji 12 kg yang dilakukan Pertamina.
Bahkan dia mendukung kenaikan harga elpiji 12 secara bertahap hingga mencapai harga keekonomian, karena barang tersebut merupakan barang non subsidi.
"Kenaikan harga Rp1.500 per kg cukup moderat. Harga memang tidak bisa langsung mendekati keekonomian namun mesti bertahap," tutup Komaidi.
(izz)