Pengusaha Restoran Pasrah Elpiji 12 Kg Naik
A
A
A
JAKARTA - Menanggapi kenaikan elpiji 12 kg, pengusaha restoran hanya bisa pasrah. Siap tidak siap mereka harus menerima keputusan pemerintah tersebut. Langkah antisipasi sudah dilakukan.
Salah satu penanggung jawab restoran masakan Padang di daerah Senen, Jakarta Pusat, Budi Cahyono mengakui bahwa kenaikan ini tidak bisa dielakkan. Namun harus diterima.
"Ya, selama naiknya wajar saya rasa enggak masalah. Kalau naiknya sampai puluhan ribu kita baru garuk-garuk kepala," ujarnya kepada Sindonews, Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Menurutnya, jika elpiji 12 kg naik, maka otomatis akan berpengaruh pada harga masakan restoran. Namun pihaknya mengakui tidak banyak terjadi kenaikan.
"Ya paling sekitar Rp500-RP1.000 saja. Karena sebetulnya kenaikan gas itu juga faktor kedua yang menyebabkan harga makanan naik. Pertama faktor bahan-bahannya," kata dia.
Selain itu, Budi juga mengungkapkan kalau tempat usahanya mengambil gas elpiji 12 kg dari agen langsung. Jadi tidak begitu mahal.
"Kita biasanya diantar. Kalau sudah naik semalam, pastinya nanti ada laporan dari tukang antar gas itu," ungkapnya.
Dia mengaku dalam sehari bisa menghabiskan 3-4 tabung elpiji 12 kg. Saat ini, pihaknya belum berencana menaikkan harga. Karena kenaikannya masih wajar.
"Kita enggak bisa tiba-tiba menaikkan harga masakan begitu saja. Harus ada itung-itungannya," kata Budi.
Kecuali, lanjut dia, jika nanti semua harga bahan makanan melonjak dan elpiji 12 kg tahun depan naik lagi, mau enggak mau dia pin akan menaikkan harga. "Mudah-mudahan pelanggan enggak lari," tandasnya.
Salah satu penanggung jawab restoran masakan Padang di daerah Senen, Jakarta Pusat, Budi Cahyono mengakui bahwa kenaikan ini tidak bisa dielakkan. Namun harus diterima.
"Ya, selama naiknya wajar saya rasa enggak masalah. Kalau naiknya sampai puluhan ribu kita baru garuk-garuk kepala," ujarnya kepada Sindonews, Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Menurutnya, jika elpiji 12 kg naik, maka otomatis akan berpengaruh pada harga masakan restoran. Namun pihaknya mengakui tidak banyak terjadi kenaikan.
"Ya paling sekitar Rp500-RP1.000 saja. Karena sebetulnya kenaikan gas itu juga faktor kedua yang menyebabkan harga makanan naik. Pertama faktor bahan-bahannya," kata dia.
Selain itu, Budi juga mengungkapkan kalau tempat usahanya mengambil gas elpiji 12 kg dari agen langsung. Jadi tidak begitu mahal.
"Kita biasanya diantar. Kalau sudah naik semalam, pastinya nanti ada laporan dari tukang antar gas itu," ungkapnya.
Dia mengaku dalam sehari bisa menghabiskan 3-4 tabung elpiji 12 kg. Saat ini, pihaknya belum berencana menaikkan harga. Karena kenaikannya masih wajar.
"Kita enggak bisa tiba-tiba menaikkan harga masakan begitu saja. Harus ada itung-itungannya," kata Budi.
Kecuali, lanjut dia, jika nanti semua harga bahan makanan melonjak dan elpiji 12 kg tahun depan naik lagi, mau enggak mau dia pin akan menaikkan harga. "Mudah-mudahan pelanggan enggak lari," tandasnya.
(izz)