Hiswana Migas Minta Masyarakat Tak Migrasi ke 3 Kg
Jum'at, 12 September 2014 - 23:47 WIB

Hiswana Migas Minta Masyarakat Tak Migrasi ke 3 Kg
A
A
A
BANDUNG - DPC Hiswana Migas Bandung Raya-Sumedang meminta kesadaran masyarakat tidak melakukan migrasi dari penggunaan elpiji 12 kg ke 3 kg.
Imbauan ini disampaikan setelah PT Pertamina mengeluarkan kebijakan menaikkan harga elpiji 12 kg.
"Memang hingga saat ini dampak dari kenaikan harga elpiji 12 kg belum terasa pada peningkatan penjualan elpiji 3 kg," kata Ketua Bidang Gas Elpiji 3 kg DPC Hiswana Migas Bandung-Sumedang Tua Siagian, Jumat (12/9/2014).
Namun, pihaknya berharap masyarakat sadar bahwa elpiji 3 kg diperuntukkan bagi kalangan tertentu. "Yang sudah mampu mohon tetap membeli elpiji 12kg saja," ucapnya.
Menurutnya, meski saat ini Hiswana Migas terus melakukan pengawasan terhadap kemungkinan migrasi penggunaan elpiji 12 kg ke 3 kg, kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan.
Sehingga, tercipta revolusi mental untuk tidak menggunakan elpiji yang bukan hak.
"Ada beberapa titik agen yang melaporkan terjadi kekosongan. Itu masih riak-riak kecil. Setelah saya cek, memang terjadi peningkatan pembelian," katanya.
Pihaknya menegaskan kepada para agen untuk tidak menjual elpiji 3 kg ke sembarangan orang. Dia mengatakan, adanya log book di pangkalan cukup efektif untuk mengendalikan pembelian.
Dia mengakui ada banyak pembeli baru yang datang dan tidak sedikit pula yang sampai memaksa membeli.
"Persentasenya sekitar 75% pergi lagi, 25% lainnya tetap memaksa. Mau bagaimana lagi, daripada terjadi hal-hal yang diinginkan, terpaksa para agen menjualnya," ujar dia.
Imbauan ini disampaikan setelah PT Pertamina mengeluarkan kebijakan menaikkan harga elpiji 12 kg.
"Memang hingga saat ini dampak dari kenaikan harga elpiji 12 kg belum terasa pada peningkatan penjualan elpiji 3 kg," kata Ketua Bidang Gas Elpiji 3 kg DPC Hiswana Migas Bandung-Sumedang Tua Siagian, Jumat (12/9/2014).
Namun, pihaknya berharap masyarakat sadar bahwa elpiji 3 kg diperuntukkan bagi kalangan tertentu. "Yang sudah mampu mohon tetap membeli elpiji 12kg saja," ucapnya.
Menurutnya, meski saat ini Hiswana Migas terus melakukan pengawasan terhadap kemungkinan migrasi penggunaan elpiji 12 kg ke 3 kg, kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan.
Sehingga, tercipta revolusi mental untuk tidak menggunakan elpiji yang bukan hak.
"Ada beberapa titik agen yang melaporkan terjadi kekosongan. Itu masih riak-riak kecil. Setelah saya cek, memang terjadi peningkatan pembelian," katanya.
Pihaknya menegaskan kepada para agen untuk tidak menjual elpiji 3 kg ke sembarangan orang. Dia mengatakan, adanya log book di pangkalan cukup efektif untuk mengendalikan pembelian.
Dia mengakui ada banyak pembeli baru yang datang dan tidak sedikit pula yang sampai memaksa membeli.
"Persentasenya sekitar 75% pergi lagi, 25% lainnya tetap memaksa. Mau bagaimana lagi, daripada terjadi hal-hal yang diinginkan, terpaksa para agen menjualnya," ujar dia.
(izz)