Pelaku UMKM Mulai Kurangi Konsumsi Elpiji 12 Kg
A
A
A
JAKARTA - Dampak kenaikan harga elpiji 12 kg masih terasa, terutama para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mengurangi konsumsi elpiji 12 kg.
Salah satunya usaha budidaya belimbing 'Rasa Dewa' yang berdiri di daerah Sawangan, Jawa Barat (Jabar).
"Dampaknya terhadap usaha kita memang sangat pengaruh ya, apalagi kita pakainya itu dua tabung yang 12 kilogram, dan beberapa tabung 3 kg. Terasa sekali, dari yang tadinya Rp105 ribu per tabung, sekarang Rp120 ribu," ujar Lejar Tri Ayunita, owner UMKM tersebut saat dihubungi Sindonews, Minggu (21/9/2014).
Wanita yang mengawali usaha sejak lima tahun ini mengaku sedang membuat siasat mengantisipasi dampak dari kenaikan ini. Salah satunya dari strategi harga.
"Yang 12 kg itu buat bikin jus, itu mungkin akan kita naikkan harga jusnya sekitar Rp500 sampai Rp1.000. Sedangkan gasnya sendiri, biasanya kita pakai dua tabung yang 12 kg, sekarang kita pakai satu saja, sisanya 3 kg," ujarnya.
Dengan adanya penambahan biaya produksi dan kenaikan harga tersebut, wanita yang akrab disapa Nita ini mengaku dirinya tidak takut ditinggal pelanggan.
"Ya mereka ngerti lah, ini kan naik, kalau hanya dinaikkan Rp500 sampai Rp1.000 saya rasa masih terjangkau. Cuma dari kitanya harus cari solusi, salah satunya dengan mengurangi pemakaian gas 12 kg, dan menambah 3 kg," pungkasnya.
Salah satunya usaha budidaya belimbing 'Rasa Dewa' yang berdiri di daerah Sawangan, Jawa Barat (Jabar).
"Dampaknya terhadap usaha kita memang sangat pengaruh ya, apalagi kita pakainya itu dua tabung yang 12 kilogram, dan beberapa tabung 3 kg. Terasa sekali, dari yang tadinya Rp105 ribu per tabung, sekarang Rp120 ribu," ujar Lejar Tri Ayunita, owner UMKM tersebut saat dihubungi Sindonews, Minggu (21/9/2014).
Wanita yang mengawali usaha sejak lima tahun ini mengaku sedang membuat siasat mengantisipasi dampak dari kenaikan ini. Salah satunya dari strategi harga.
"Yang 12 kg itu buat bikin jus, itu mungkin akan kita naikkan harga jusnya sekitar Rp500 sampai Rp1.000. Sedangkan gasnya sendiri, biasanya kita pakai dua tabung yang 12 kg, sekarang kita pakai satu saja, sisanya 3 kg," ujarnya.
Dengan adanya penambahan biaya produksi dan kenaikan harga tersebut, wanita yang akrab disapa Nita ini mengaku dirinya tidak takut ditinggal pelanggan.
"Ya mereka ngerti lah, ini kan naik, kalau hanya dinaikkan Rp500 sampai Rp1.000 saya rasa masih terjangkau. Cuma dari kitanya harus cari solusi, salah satunya dengan mengurangi pemakaian gas 12 kg, dan menambah 3 kg," pungkasnya.
(izz)