Stok Minyak Susut, WTI Dekati Harga Tertinggi Sepekan
Kamis, 25 September 2014 - 09:54 WIB

Stok Minyak Susut, WTI Dekati Harga Tertinggi Sepekan
A
A
A
SEOUL - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati harga tertinggi dalam hampir sepekan karena stok minyak mentah menyusut di Amerika Serikat (AS) sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York setelah naik 1,4%, kemarin. Data Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan pasokan minyak mentah turun 4,27 juta barel menjadi 358 juta pada pekan lalu. Survei Bloomberg News sebelumnya memperkirakan stok minyak akan meningkat 750.000 barel.
Sementara informasi dari pentagon menyatakan, pesawat tempur AS dan Arab telah menyerang kilang minyak kecil di bagian Timur Suriah, yang dikendalikan pihak estrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat yang mendorong harga minyak saat ini. Saya tidak melihat ada faktor lain yang akan mendorong penurunan harga minyak mentah lebih jauh," kata analis di Samsung Futures Inc Hong Ki Sung seperti dilansir Bloomberg, Kamis (24/9/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman November berada di harga USD92,75 per barel pada pukul 10.26 siang waktu Singapura. Harga itu turun 5 sen dibanding kemarin di harga USD92,80, penutupan tertinggi sejak 18 September 2014.
Semua volume kontrak berjangka yang diperdagangkan sekitar 58% di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah turun 5,8% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange di London untuk pengiriman November turun 13 sen menjadi USD96,82 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD4,05, turun dibanding kemarin USD4,15.
Data EIA menyebutkan, Stok bensin AS turun 414.000 barel menjadi 210,3 juta pada 19 September 2014. Sedangkan proyeksi survei Bloomberg News menyebutkan stok bensin tidak berubah.
Stok minyak distilasi, termasuk minyak pemanas dan diesel meningkat 823.000 barel menjadi 128,6 juta. Itu adalah kenaikan mingguan kelima. Sedangkan survei Bloomberg sebelumnya memperkirakan naik 500.000 barel.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York setelah naik 1,4%, kemarin. Data Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan pasokan minyak mentah turun 4,27 juta barel menjadi 358 juta pada pekan lalu. Survei Bloomberg News sebelumnya memperkirakan stok minyak akan meningkat 750.000 barel.
Sementara informasi dari pentagon menyatakan, pesawat tempur AS dan Arab telah menyerang kilang minyak kecil di bagian Timur Suriah, yang dikendalikan pihak estrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat yang mendorong harga minyak saat ini. Saya tidak melihat ada faktor lain yang akan mendorong penurunan harga minyak mentah lebih jauh," kata analis di Samsung Futures Inc Hong Ki Sung seperti dilansir Bloomberg, Kamis (24/9/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman November berada di harga USD92,75 per barel pada pukul 10.26 siang waktu Singapura. Harga itu turun 5 sen dibanding kemarin di harga USD92,80, penutupan tertinggi sejak 18 September 2014.
Semua volume kontrak berjangka yang diperdagangkan sekitar 58% di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah turun 5,8% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange di London untuk pengiriman November turun 13 sen menjadi USD96,82 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD4,05, turun dibanding kemarin USD4,15.
Data EIA menyebutkan, Stok bensin AS turun 414.000 barel menjadi 210,3 juta pada 19 September 2014. Sedangkan proyeksi survei Bloomberg News menyebutkan stok bensin tidak berubah.
Stok minyak distilasi, termasuk minyak pemanas dan diesel meningkat 823.000 barel menjadi 128,6 juta. Itu adalah kenaikan mingguan kelima. Sedangkan survei Bloomberg sebelumnya memperkirakan naik 500.000 barel.
(rna)