Pertamina Tidak Mau Buru-buru Terapkan Hedging
A
A
A
JAKARTA - Vice President PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengaku pihaknya tidak ingin terlalu terburu-buru melaksanakan upaya lindung nilai (hedging).
"Kita akan lakukan tetapi kita tak akan terburu-buru, timing menjadi krusial bagi Pertamina. Kenapa? Karena hedging ini bagi Pertamina terkait APBN," ujar Ali di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (30/9/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, penerapan aturan lindung nilai tidaklah semudah penerapannya di perusahaan swasta. Sebab, dalam korporasi negara, lindung nilai sangat erat kaitannya dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Sehingga tidak semudah perusahaan swasta. Kalau swasta kan sudah melakukan hedging, tapi bagi Pertamina terkait APBN harus prudent, yang harus dilakukan dan timing harus tepat," jelas dia.
Menurutnya, perseroan juga jangan gegabah dan terjebak dengan kondisi pasar yang tidak stabil ini. "Karena kita melihat aturan hedging keluar reaksi pasar sangat luar biasa kita jangan terjebak oleh itu, dengan dolar naik. Ini akan membentuk pasar, hedging ini tidak pada kondisi sebenarnya," tutupnya.
"Kita akan lakukan tetapi kita tak akan terburu-buru, timing menjadi krusial bagi Pertamina. Kenapa? Karena hedging ini bagi Pertamina terkait APBN," ujar Ali di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (30/9/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, penerapan aturan lindung nilai tidaklah semudah penerapannya di perusahaan swasta. Sebab, dalam korporasi negara, lindung nilai sangat erat kaitannya dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Sehingga tidak semudah perusahaan swasta. Kalau swasta kan sudah melakukan hedging, tapi bagi Pertamina terkait APBN harus prudent, yang harus dilakukan dan timing harus tepat," jelas dia.
Menurutnya, perseroan juga jangan gegabah dan terjebak dengan kondisi pasar yang tidak stabil ini. "Karena kita melihat aturan hedging keluar reaksi pasar sangat luar biasa kita jangan terjebak oleh itu, dengan dolar naik. Ini akan membentuk pasar, hedging ini tidak pada kondisi sebenarnya," tutupnya.
(gpr)