Inflasi September Jabar Tercatat 0,26%
A
A
A
BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mencatat laju inflasi September 2014 mencapai 0,26% lebih rendah dengan inflasi nasional sebesar 0,27%.
Tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi pada bulan September antara lain bahan makanan sebesar 0,38%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,52%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,67%, kelompok sandang 0,09%, kelompok kesehatan 0,10%, kelompok pendidikan 0,73%, serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,06%.
"Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga menjadi penyumbang inflasi tertinggi sebesar 0,73. Subkelompok yang mengalami andil inflasi terbesar yakni jasa pendidikan sebesar 0,91%," ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar Dody Gunawan Yusuf saat konferensi pers di gedung BPS jalan PHH Mustofa Bandung, Rabu (1/10/2014).
Menurutnya, komoditi yang menyumbang inflasi tertinggi dari kelompok jasa pendidikan adalah tarif perguruan tinggi.
Dia menyebutkan, inflasi ini didapat dari indeks harga konsumen (IHK) di 7 kota di Jabar antara lain Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi, dan Kota Depok.
"Dari ketujuh kota tersebut, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 0,57%, dan deflasi terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,15%," katanya.
Dia menambahkan, laju inflasi secara year on year (yoy) selama dua belas bulan terakhir dari September 2014 terhadap September 2013 tercatat sebesar 3,86%.
BPS memperkirakan target inflasi hingga akhir tahun 4,5% plus minus 1% bisa tercapai kalau pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap semua kalangan seperti kenaikan harga BBM.
"Bulan Oktober ini kami kira tidak akan mengalami inflasi yang terlalu tinggi tidak seperti 2013 karena diliputi berbagai masalah. Kalaupun jadi ada kenaikan harga BBM jadi, wacananya baru pada November mendatang," katanya.
(Baca: BPS: Inflasi September Hanya 0,27%)
Tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi pada bulan September antara lain bahan makanan sebesar 0,38%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,52%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,67%, kelompok sandang 0,09%, kelompok kesehatan 0,10%, kelompok pendidikan 0,73%, serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,06%.
"Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga menjadi penyumbang inflasi tertinggi sebesar 0,73. Subkelompok yang mengalami andil inflasi terbesar yakni jasa pendidikan sebesar 0,91%," ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar Dody Gunawan Yusuf saat konferensi pers di gedung BPS jalan PHH Mustofa Bandung, Rabu (1/10/2014).
Menurutnya, komoditi yang menyumbang inflasi tertinggi dari kelompok jasa pendidikan adalah tarif perguruan tinggi.
Dia menyebutkan, inflasi ini didapat dari indeks harga konsumen (IHK) di 7 kota di Jabar antara lain Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi, dan Kota Depok.
"Dari ketujuh kota tersebut, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 0,57%, dan deflasi terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,15%," katanya.
Dia menambahkan, laju inflasi secara year on year (yoy) selama dua belas bulan terakhir dari September 2014 terhadap September 2013 tercatat sebesar 3,86%.
BPS memperkirakan target inflasi hingga akhir tahun 4,5% plus minus 1% bisa tercapai kalau pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap semua kalangan seperti kenaikan harga BBM.
"Bulan Oktober ini kami kira tidak akan mengalami inflasi yang terlalu tinggi tidak seperti 2013 karena diliputi berbagai masalah. Kalaupun jadi ada kenaikan harga BBM jadi, wacananya baru pada November mendatang," katanya.
(Baca: BPS: Inflasi September Hanya 0,27%)
(gpr)