BI: 52% Penduduk Indonesia Belum Punya Tabungan
A
A
A
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas mengatakan, berdasarkan hasil survei BI terhadap hasil neraca rumah tangga, membuktikan hanya 48% penduduk Indonesia yang memiliki tabungan.
Hal itu dikatakan Ronald dalam acara pembukaan uji coba penyaluran dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), melalui uang elektronik dengan memanfaatkan Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) sebagai lembaga pembayar di Koja, Jakarta Utara.
"Dengan kata lain ada sekitar 52% penduduk rumah tangga belum memiliki tabungan. Hal ini juga sejalan dengan survei yang dilakukan Bank Dunia 2010," ujarnya dalam kesempatan tersebut, Rabu (8/10/2014).
Menurutnya, akses formal bank hanya beberapa puluh persen di Indonesia. Pasalnya, ada beberapa lapisan masyarakat yang sampai detik ini belum tersentuh dunia layanan perbankan.
"Faktornya disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat akan produk layanan bank dan terbatasnya bank yang dapat menjangkau Indonesia," kata dia.
Ronald mengatakan, hal ini yang harus ditingkatkan. Pemahaman soal akses keuangan ditingkatkan karena hasil survei membuuktikan dari data Eorld Bank, kesimpulannya bahwa masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan pengetahuan soal bank.
"Kondisi ini mendorong perlunya kebijakan pemerintah dan perbankan yang ditujukan masyarakat agar memahami betul soal perbankan dan dapat menggunakan layanannya dalam kehidupan sehari-hari," tandas dia.
Hal itu dikatakan Ronald dalam acara pembukaan uji coba penyaluran dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), melalui uang elektronik dengan memanfaatkan Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) sebagai lembaga pembayar di Koja, Jakarta Utara.
"Dengan kata lain ada sekitar 52% penduduk rumah tangga belum memiliki tabungan. Hal ini juga sejalan dengan survei yang dilakukan Bank Dunia 2010," ujarnya dalam kesempatan tersebut, Rabu (8/10/2014).
Menurutnya, akses formal bank hanya beberapa puluh persen di Indonesia. Pasalnya, ada beberapa lapisan masyarakat yang sampai detik ini belum tersentuh dunia layanan perbankan.
"Faktornya disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat akan produk layanan bank dan terbatasnya bank yang dapat menjangkau Indonesia," kata dia.
Ronald mengatakan, hal ini yang harus ditingkatkan. Pemahaman soal akses keuangan ditingkatkan karena hasil survei membuuktikan dari data Eorld Bank, kesimpulannya bahwa masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan pengetahuan soal bank.
"Kondisi ini mendorong perlunya kebijakan pemerintah dan perbankan yang ditujukan masyarakat agar memahami betul soal perbankan dan dapat menggunakan layanannya dalam kehidupan sehari-hari," tandas dia.
(izz)