Perum Peruri vs Transaksi Non Tunai
A
A
A
KARAWANG - Di saat Bank Indonesia (BI) mendorong Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT), Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mulai melebarkan ekspansi bisnisnya dari percetakan uang kartal ke uang digital.
"Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha Peruri, yakni PT Peruri Digital Security (PDS)," jelas Corporate Affair Perum Peruri Karawang, Dina Eny Anna, dalam kunjungan Kantor BI Perwakilan Wilayah VII dan awak media se-Sumsel di Perum Peruri Karawang, Kamis (9/10/2014).
Hal ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa bisnis percetakan di dalam negeri seperti Peruri sudah mempersiapkan diri ketika era uang elektronik mulai marak. Adapun langkah produksi dari anak usaha Peruri tersebut yakni dengan menggandeng perbankan dan perusahaan besar dalam memproduksi kebutuhan e-money. "Kami tentu harus mengikuti perkembangan zaman," tegas Dina.
Peruri juga sudah mempersiapkan diri jika GNTT bisa membuat pesanan cetak uang menurun. Sebagai BUMN percetakan uang, Peruri pun optimistis tetap memperoleh peningkatan order cetakan uang kertas dan logam dari bank sentral untuk beberapa tahun ke depan. Mengingat uang kartal utama yang dicetak adalah rupiah kertas dan logam atas orderan BI.
Terkait mencetak uang negara ini, Dina menjelaskan, penentuan tema, desain, warna, dan ukuran, termasuk sosialisasi keaslian uang sesuai dengan kebijakan BI. "Order tetap akan ada meski GNTT sudah berlaku," tukasnya.
Kepala Bank Indonesia Wilayah VII R Mirwansyah mengatakan, GNNT memberikan banyak kemudahan transaksi bagi masyarakat, mulai tingkat keamanan, efesiensi transaksi, hingga penghematan negara.
“Dengan e-money masyarakat tak perlu banyak bawa uang tunai di dompet. Dengan begitu, akan lebih hemat,” terangnya.
Guna kelancaran GNTT sendiri dia menilai setiap bank harus segera memiliki electronic data captured (EDC) secara bersama-sama persis kartu ATM bersama. Sejauh ini kartu e-money masih diterbitkan oleh masing-masing bank. Karena itu, diharapkan adanya percepatan sinergi antar bank dalam menyukseskan gerakan ini.
“Terkait sinergitas ini, memang sudah dibicarakan di pusat. Ke depan pasti mengarah ke sana (sinergi bank) tapi perlu kerjasama antar semua pihak,” jelasnya.
"Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha Peruri, yakni PT Peruri Digital Security (PDS)," jelas Corporate Affair Perum Peruri Karawang, Dina Eny Anna, dalam kunjungan Kantor BI Perwakilan Wilayah VII dan awak media se-Sumsel di Perum Peruri Karawang, Kamis (9/10/2014).
Hal ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa bisnis percetakan di dalam negeri seperti Peruri sudah mempersiapkan diri ketika era uang elektronik mulai marak. Adapun langkah produksi dari anak usaha Peruri tersebut yakni dengan menggandeng perbankan dan perusahaan besar dalam memproduksi kebutuhan e-money. "Kami tentu harus mengikuti perkembangan zaman," tegas Dina.
Peruri juga sudah mempersiapkan diri jika GNTT bisa membuat pesanan cetak uang menurun. Sebagai BUMN percetakan uang, Peruri pun optimistis tetap memperoleh peningkatan order cetakan uang kertas dan logam dari bank sentral untuk beberapa tahun ke depan. Mengingat uang kartal utama yang dicetak adalah rupiah kertas dan logam atas orderan BI.
Terkait mencetak uang negara ini, Dina menjelaskan, penentuan tema, desain, warna, dan ukuran, termasuk sosialisasi keaslian uang sesuai dengan kebijakan BI. "Order tetap akan ada meski GNTT sudah berlaku," tukasnya.
Kepala Bank Indonesia Wilayah VII R Mirwansyah mengatakan, GNNT memberikan banyak kemudahan transaksi bagi masyarakat, mulai tingkat keamanan, efesiensi transaksi, hingga penghematan negara.
“Dengan e-money masyarakat tak perlu banyak bawa uang tunai di dompet. Dengan begitu, akan lebih hemat,” terangnya.
Guna kelancaran GNTT sendiri dia menilai setiap bank harus segera memiliki electronic data captured (EDC) secara bersama-sama persis kartu ATM bersama. Sejauh ini kartu e-money masih diterbitkan oleh masing-masing bank. Karena itu, diharapkan adanya percepatan sinergi antar bank dalam menyukseskan gerakan ini.
“Terkait sinergitas ini, memang sudah dibicarakan di pusat. Ke depan pasti mengarah ke sana (sinergi bank) tapi perlu kerjasama antar semua pihak,” jelasnya.
(gpr)